Pixabay.com |
Mengonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat bisa menyebabkan gula darah tinggi, Gula darah tinggi tidak selalu berarti Anda mengidap diabetes. Diabetes memang menjadi salah satu penyebab gula darah tinggi, namun ada berbagai penyebab lain yang meningkatkan kadar gula darah.
Gula darah tinggi (hiperglikemia) adalah kondisi yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi amabang batas aman. Mengutip Klinik Cleveland, seseorang dikatakan memiliki gula darah tinggi jika kadar glukosa darahnya melebihi 125 mg/dL saat berpuasa dan lebih dari 180 mg/dL setelah makan.
Pada awalnya, seseorang mungkin tidak mengalami gejala gula darah tinggi. Namun, jika terus dibiarkan, perlahan-lahan Anda akan mulai mengalami tanda-tanda hiperglikemia.
Di bawah ini adalah beberapa gejala gula darah tinggi (hiperglikemia) yang mungkin Anda alami:
- Sering merasa haus dan lapar
- Sering buang air kecil
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Kulit kering
- Turunya berat badan
Anda perlu waspada jika gejala lain cukup sering muncul, seperti infeksi atau luka yang sulit sembuh. Bisa jadi, itu adalah tanda hiperglikemia yang Anda alami berkembang menjadi diabetes.
PENYEBAB GULA DARAH TINGGI (HIPERGLIKEMIA)
Ada berbagai hal yang menyebabkan gula darah naik di atas normal. Mengonsumsi makanan manis atau makanan tinggi karbohidrat juga bisa menjadi salah satu penyebab gula darah tinggi setelah makan. Namun, jika metabolisme Anda baik dan Anda tetap menerapkan gaya hidup sehat, hal ini masih normal. Berikut beberapa penyebab gula darah tinggi yang perlu Anda ketahui:
1. MENGKONSUMSI MAKAN TINGGI GULA DAN KARBOHIDRAT
Normalnya, gula darah seseorang justru akan meningkat, apalagi jika sudah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula atau karbohidrat. Hal ini karena karbohidrat dan gula yang masuk ke dalam tubuh kemudian dipecah menjadi glukosa, yang kemudian disimpan di dalam sel tubuh sebagai cadangan energi.
Jadi gula darah yang melonjak setelah makan bisa dianggap normal asalkan tidak melebihi batas gula darah normal setelah makan, yaitu 180 mg/dL.
Meski ini cukup normal, sebaiknya batasi konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat. Pilih karbohidrat kompleks daripada karbohidrat sederhana karena dapat membantu mengontrol gula darah dan mencegah diabetes.
Meski berukuran kecil Cake merupakan makanan tinggi kalori. Sumber Pixabay.com |
2. DEHIDRASI
Mengutip dari CDC, dehidrasi bisa menjadi salah satu penyebab lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Ketika tubuh kita kekurangan cairan, konsentrasi gula dalam darah meningkat.
Namun di sisi lain, gula darah yang tinggi juga bisa menyebabkan dehidrasi. Karena dengan hiperglikemia, ginjal berusaha menyaring kelebihan gula dalam darah dan mengeluarkannya melalui urin.
Untuk membuang kelebihannya, ginjal juga mengeluarkan air melalui urin. Inilah mengapa Anda akan merasa sangat haus saat kadar glukosa Anda naik, karena tubuh memberi sinyal bahwa Anda mengalami dehidrasi.
Pixabay.com |
3. KURANG TIDUR
Kurang tidur dapat memengaruhi kerja hormon yang mengatur gula darah sehingga menyebabkannya naik
Kurang tidur dapat menyebabkan tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin secara optimal dan menyebabkan gula darah Anda naik.
Sebuah studi tahun 2015 dalam jurnal Diabetes Therapy melaporkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan diabetes dan mempersulit tubuh untuk mengontrol gula darah. Selain itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan risiko resistensi insulin pada mereka yang sudah mengidap diabetes.
Pixabay.com |
4. TIDAK SARAPAN PAGI
Banyak orang memilih untuk melewatkan sarapan dengan alasan tidak ada waktu. Padahal, sarapan sangat penting untuk mengisi kembali energi setelah semalaman tanpa makanan.
Melewatkan sarapan juga bisa menjadi salah satu penyebab tingginya kadar gula darah setelah makan, terutama saat makan siang dan makan malam.
Saat tidak ada asupan makanan, tubuh perlahan akan melepaskan glikogen sebagai sumber makanan dan energi untuk berfungsinya masing-masing organ. Glikogen adalah gula yang disimpan tubuh terutama di hati dan otot sebagai cadangan energi.
Glikogen kemudian diubah menjadi glukosa dalam darah untuk digunakan. Jika Anda melewatkan sarapan, tubuh mendapat sinyal untuk melepaskan glikogen ke dalam darah.
Dalam kondisi normal, pankreas juga akan melepaskan insulin sehingga glikogen di dalam darah dapat diubah menjadi energi. Namun, pada orang yang sudah mengidap diabetes atau prediabetes, insulin tidak lagi berfungsi dengan baik. Akibatnya, kadar gula darah naik.
Sarapan pagi pixabay.com |
5. STRES
Ternyata masalah emosional seperti stres dan depresi juga bisa menyebabkan gula darah naik.
Para peneliti di The British Diabetic Association mengatakan bahwa tingginya kadar hormon stres (kortisol), yang dilepaskan saat seseorang sedang stres, dapat mengganggu produksi insulin. Kadar kortisol yang terlalu tinggi juga merupakan faktor risiko terkena diabetes.
Ketika seseorang stres, tubuhnya membutuhkan energi dalam bentuk glukosa untuk digunakan. Selain itu, saat stres, seseorang melampiaskannya dengan makanan. Ini juga salah satu penyebab naiknya kadar glukosa darah.
Pixabay.com |
6. MINUM KOPI
Efek kafein pada kopi dapat mempengaruhi kadar gula darah dengan cara yang berbeda-beda pada setiap orang. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian, beberapa sumber menyatakan bahwa kafein dalam kopi dapat memengaruhi kadar gula darah, baik dengan menyebabkannya naik atau turun.
Perhatian harus diberikan pada efek kafein pada kadar gula darah, terutama pada penderita diabetes.
Satu studi menunjukkan bahwa orang dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi pil kafein 250 mg (atau setara dengan dua cangkir kopi) dengan sarapan memiliki gula darah 8% lebih tinggi daripada mereka yang tidak.
Hal ini kemungkinan karena kafein dapat menurunkan sensitivitas insulin sehingga insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Pixabay.com |
Nah itulah beberapa penyebab kadar gula darah anda naik Jika dibiarkan, gula darah yang tinggi dapat menyebabkan diabetes bahkan menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, kondisi ini perlu dipantau dan ditangani dengan tepat.
0 comments:
Post a Comment