Setiap titik awal pengetahuan, temukan jawaban dan tambah wawasan.

Tuesday, January 11, 2022

ISTINJAK: Pengertian, Hukum, Syarat Dan Tata cara dalam Islam


     Agama islam merupakan agama yang sempurna. kesempurnaan agama islam dapat dilihat dari betapa kompleksnya agama islam dalam mengataur sendi kehidupan manusia, seperti halnya mengatur masalah ibadah, hubungan sosial masyrakat, adap dan prilaku manusia. selain mengatur hal-yang bersifat kompleks agama islam juga mengatur hal-hal  bersifat sederhana  seprti halnya menghilangkan hadas, menghilangkan najis dan sebagainya. meskipun bersifat sederhana tetapi tetap memiliki nilai esensi yang tinggi dan besar manfaatnya bagi kita semua. maka dari itu kali ini kita akan belajar megenai istija atau bersuci menghilangkan hadas dan najis di badan kita.  

A. PENGERTIAN ISTINJA

Istinja atau cebok adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur dengan perkara yang telah ditentukan.

Adapun istnja  dalam terminologi syariat adalah membersihkan sesuatu yag keluar dari qubul dan dubur mengunakan air atau batu yang terikat  oleh beberapa syarat tertentu

B. HUKUM DAN TATA CARA ISTINJA

Istinja  setelah kencing atau berak hukumnya wajib,  hal ini didasarkan pada firman Allah Swt dalam surah At Taubat Ayat 108.

 فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يَتَطَهَّرُوْا وَاللهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ (التوبة)

Artinya :  Didalam masjid itu terdapat penduduk quba yang bersuci dan membersihkan dirinya, allah menyukai hambanya yang bersuci.

Di ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa allah mencintai hambanya yang suka menjaga kebersihan dan kesucian diri.

Sedangkan perkara yang boleh digunakan untuk istinja adalah air Batu dan benda-benda yang keras suci, bisa membersihkan dan tidak dimuliakan. Dalam istinja air menempati urutan pertama prihal penggunaannya hal ini didasarkan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra:

كَانَ رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عليه وسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Bilamana Rasulullah saw masuk ke kamar kecil untuk buang hajat, maka saya (Anas ra) dan seorang anak seusia saya membawakan wadah berisi air dan satu tombak pendek, lalu beliau istinja dengan air tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).

Adapun dalil kebolehan istinja dengan batu adalah hadits riwayat Abdullah bin Mas’ud ra:

أَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ الْغَائِطَ فَأَمَرَنِي أَنْ آتِيَهُ بِثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ، فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ ولَمْ أَجِدْ ثَالِثًا. فَأَتَيْتُهُ بِرَوْثَةٍ، فَأَخَذَهُمَا وَأَلْقَى الرَّوْثَةَ،وَقَالَ: إِنَّهَا رِجْسٌ

Artinya, “Suatu ketika ketika Nabi saw buang air besar, lalu memerintahkan saya agar membawakannya tiga batu. Kebetulan, waktu itu saya hanya menemukan dua batu dan tidak menemukan satu batu lagi. Lalu saya mengambil kotoran binatang (yang sudah kering). Akhirnya, beliau pun mengambil kedua batu tersebut dan membuang kotoran binatang yang saya berikan. Bersabda, ‘Sesungguhnya kotoran binatang itu najis’.” (HR al-Bukhari).

Dalam beristinja diperbolehkan menggunakan air saja atau hanya nya dengan 3 usapan batu saja, akan tetapi yang lebih utama adalah dengan menggunakan batu kemudian disusul dengan air. Untuk istinja dengan menggunakan batu diwajibkan melakukan pengusapan minimal tiga kali, Entah dengan menghadirkan tiga batu atau satu batu yang mempunyai tiga sudut. dan apabila tiga kali usapan belum bisa mencukupi untuk membersihkan maka wajib menambah usapan hingga bersih.


( Batu merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam istinja. Foto freepik.com )


C. SYARAT ISTINJA DENGAN BATU

1. Kotoran atau sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur belum kering.  

2. Kotorannya tidak berpindah dari tempat keluarnya

3. Kotorannya tidak terkena najis yang lain ( Ajnaby )

Apabila Salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak boleh istinja dengan batu dan harus menggunakan air.

 

 D. ETIKA KENCING DAN BERAK

            Di saat kencing atau berak terdapat etika yang perlu diperhatikan, yaitu : 

            1. Ketika hendak masuk toilet/WC disunahkan membaca doa. 




2. Ketika kencing atau berak di tanah yang lapang tidak boleh menghadap atau membelakangi kiblat ( kakbah ), kecuali  ada satir, penghalang yang sudah mencukupi di antara kiblat dan orang yang kencing atau berak.

3. Sebaiknya tidak kencing atau berak di air tenang atau mengalir.

4. Tdak kencing atau berak di bawah pohon bisa berbuah.

5. Tidak kencing atau berak di jalan yang dilewati manusia.

6. Tidak kencing atau berak di dalam lubang tanah

7. Tidak berbicara saat kencing atau berak

8. Tidak menghadap matahari atau rembulan dan tidak membelakanginya.

9. Setelah keluar dari toilet disunahkan membaca doa.

 


 WALLAHU A'LAM

BACA JUGA : WUDHU DAN KEUTAMAANYA
: PEMBAGIAN NAJIS
MACAM-MACAM AIR UNTUKBERSUCI
: TAYAMUM DANKETENTUANYA
: ISTINJAK DAN TATACARA BERSUCI
: PENGERTIAN MANDI DAN HAL-HAL YANG MENYEBABKAN MANDI  

 

Share:

0 comments:

Post a Comment

Followers

BTemplates.com

Translate