Agama islam merupakan agama yang sempurna. kesempurnaan agama islam dapat dilihat dari betapa kompleksnya agama islam dalam mengataur sendi kehidupan manusia, seperti halnya mengatur masalah ibadah, hubungan sosial masyrakat, adap dan prilaku manusia. selain mengatur hal-yang bersifat kompleks agama islam juga mengatur hal-hal bersifat sederhana seprti halnya menghilangkan hadas, menghilangkan najis dan sebagainya. meskipun bersifat sederhana tetapi tetap memiliki nilai esensi yang tinggi dan besar manfaatnya bagi kita semua. maka dari itu kali ini kita akan belajar megenai istija atau bersuci menghilangkan hadas dan najis di badan kita.
A. PENGERTIAN
ISTINJA
Istinja
atau cebok adalah menghilangkan sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur dengan
perkara yang telah ditentukan.
Adapun istnja dalam terminologi syariat adalah membersihkan
sesuatu yag keluar dari qubul dan dubur mengunakan air atau batu yang
terikat oleh beberapa syarat tertentu
B. HUKUM
DAN TATA CARA ISTINJA
Istinja setelah
kencing atau berak hukumnya wajib, hal ini didasarkan pada firman Allah
Swt dalam surah At Taubat Ayat 108.
فِيْهِ
رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ أَنْ يَتَطَهَّرُوْا وَاللهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ (التوبة)
Artinya : Didalam
masjid itu terdapat penduduk quba yang bersuci dan membersihkan dirinya, allah
menyukai hambanya yang bersuci.
Di ayat ini secara tegas menjelaskan bahwa allah
mencintai hambanya yang suka menjaga kebersihan dan kesucian diri.
Sedangkan perkara yang boleh digunakan untuk istinja
adalah air Batu dan benda-benda yang keras suci, bisa membersihkan dan
tidak dimuliakan. Dalam istinja air menempati urutan pertama prihal
penggunaannya hal ini didasarkan hadis nabi yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik
ra:
كَانَ
رَسُوْلُ الله صَلىَّ الله عليه وسَلَّمَ يَدْخُلُ الْخَلاَءَ فَأَحْمِلُ أَنَا وَغُلَامٌ
نَحْوِي إِدَاوَةً مِنْ مَاءٍ وعَنَزَةً فَيَسْتَنْجِي بِالْمَاءِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya: “Bilamana Rasulullah saw
masuk ke kamar kecil untuk buang hajat, maka saya (Anas ra) dan seorang anak
seusia saya membawakan wadah berisi air dan satu tombak pendek, lalu beliau
istinja dengan air tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun
dalil kebolehan istinja dengan batu adalah hadits riwayat Abdullah
bin Mas’ud ra:
أَتَى
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ الْغَائِطَ فَأَمَرَنِي أَنْ آتِيَهُ بِثَلَاثَةِ
أَحْجَارٍ، فَوَجَدْتُ حَجَرَيْنِ ولَمْ أَجِدْ ثَالِثًا. فَأَتَيْتُهُ بِرَوْثَةٍ،
فَأَخَذَهُمَا وَأَلْقَى الرَّوْثَةَ،وَقَالَ: إِنَّهَا رِجْسٌ
Artinya,
“Suatu ketika ketika Nabi saw buang air besar, lalu memerintahkan saya agar
membawakannya tiga batu. Kebetulan, waktu itu saya hanya menemukan dua batu dan
tidak menemukan satu batu lagi. Lalu saya mengambil kotoran binatang (yang
sudah kering). Akhirnya, beliau pun mengambil kedua batu tersebut dan membuang
kotoran binatang yang saya berikan. Bersabda, ‘Sesungguhnya kotoran binatang
itu najis’.” (HR al-Bukhari).
Dalam
beristinja diperbolehkan menggunakan air saja atau hanya nya dengan 3 usapan batu saja, akan
tetapi yang lebih utama adalah dengan menggunakan batu kemudian disusul dengan
air. Untuk
istinja dengan menggunakan batu diwajibkan melakukan pengusapan minimal tiga kali, Entah dengan
menghadirkan tiga
batu atau satu
batu yang mempunyai tiga
sudut. dan apabila tiga kali usapan
belum bisa mencukupi untuk membersihkan maka wajib menambah usapan hingga bersih.
( Batu merupakan salah satu alat yang dapat digunakan dalam istinja. Foto freepik.com ) |
C. SYARAT ISTINJA DENGAN
BATU
1. Kotoran atau sesuatu yang
keluar dari qubul atau dubur belum kering.
2. Kotorannya tidak
berpindah dari tempat keluarnya
3. Kotorannya tidak terkena
najis yang lain ( Ajnaby
)
Apabila
Salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak boleh istinja dengan batu
dan harus menggunakan air.
D. ETIKA KENCING DAN BERAK
Di saat kencing atau berak terdapat etika yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Ketika hendak masuk toilet/WC disunahkan membaca doa.
2. Ketika
kencing atau berak di tanah yang lapang tidak boleh menghadap atau membelakangi
kiblat ( kakbah ), kecuali ada satir, penghalang
yang sudah mencukupi di antara kiblat dan orang yang kencing atau berak.
3. Sebaiknya
tidak kencing atau berak di air tenang atau mengalir.
4. Tdak
kencing atau berak di bawah pohon bisa berbuah.
5. Tidak
kencing atau berak di jalan yang dilewati manusia.
6. Tidak
kencing atau berak di dalam lubang tanah
7. Tidak
berbicara saat kencing atau berak
8. Tidak
menghadap matahari atau rembulan dan tidak membelakanginya.
9. Setelah
keluar dari toilet disunahkan membaca doa.
0 comments:
Post a Comment