Setiap titik awal pengetahuan, temukan jawaban dan tambah wawasan.

Showing posts with label KARYA ILMIAH. Show all posts
Showing posts with label KARYA ILMIAH. Show all posts

Friday, December 9, 2022

PEMAHAMAN DAN PENERAPAN DARI KONSEP INSTRUMEN EVALUASI HASIL BELAJAR

Pixabay.com 


Evaluasi atau penilaian sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan social lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dri berpakaian, setelah berpakaian ia berdiri dihadapan kaca apakah penampilannya sudah wajar atau belum. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari system pendidikan islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus benar-benar mempersiapkan dengan benar evaluasi tersebut, Sebelum menyiapkan evaluasi belajar guru terlebih dahulu harus mengetahui apa esensi dari penilaian itu sendiri.

Penyusunan tagihan adalah perencanaan seorang guru dalam memberikan kegiatan atau tugas-tugas belajar berupa pengalaman langsung di kelas atau di luar kelas. Istilah lain pemberian tugas ini dikenal dengan tagihan belajar. Terlebih dalam pembelajaran berbasis kompetensi, maka tagihan belajar menjadi hal yang penting dan menentukan bagi capaian kompetensi belajar peserta didik. Makin seorang guru memperbesar tagihan belajar, makin besar pula kemungkinan kompetensi yang akan dicapai.


SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN JENIS TAGIHAN

1. Syarat– Syarat Penyusunan Penilaian

Agar memperoleh hasil yang cermat dan mengukur apa yang seharusnya diukur, alat evaluasi hendaknya memenuhi beberapa kriteria, sebagai berikut:

a. Relevansi

Ujian yang baik harus memiliki sifat relevansi, artinya mengukur hal yang seharusnya diukur. Apabila pengajar hendak mengukur kemampuan murid tingkat rendah dalam bidang matematika misalnya dalam hal penjumlahan, maka soal yang dibuat tidak benar jika dirumuskan dalam bentuk soal cerita yang panjang. Dengan demikian alat ujian dikatakan relevan apabila mengukur apa yang hendak diukur.

b. Efektivitas dan efisiensi

Suatu evaluasi dikatakan efektiv dan efisien apabila alat evaluasi memberikan informasi secara lengkap dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal yang disajikan. Suatu contoh, ketika kita ingin menguji 100 orang siswa mengenai sejauh mana penguasaan mereka tentang suatu bacaan, dan ktia membuat ujian tersebut secara lisan. Hal in dilihat tidak efisien dari segi waktu dan tenaga. Suatu alat evaluasi dikatakan cocok apabila alat tersebut kurang bekerja secara efisien dan efetivitas.

c. Keseimbangan

Suatu soal dikatakan seimbang apabila soal yang dibuat mencakup seluruh materi yang dipelajari. Apabila soal tersebut hanya mengambil sebagian dari materi yang dipelajari maka soal tersebut dikatakn tidak seimbang. Jadi, pertanyaan uyang dibuat hendaklah merata.

d. Objektivitas

Suatu alat evaluasi yang objektivitas adalah jika jawaban yang diberikan oleh murid hanya benar atau salah saja tidak mengkombinasikan alat evaluasi lainnya.

e. Tingkat kesulitan

Pertanyaan atau soal ujian hendaknya disesuaikan dengan umur dan taraf berfikir anak. Artinya soal yang dibuat sesuai jangkauan berfikir anak.

f. Dapat dipercaya

Alat evaluasi dikatakan terpercaya apabila soal yang dibuat dan dikerjakan oleh dua kelompok murid pada tingkat yang sama menunjukkan hasil yang sama.

g. Kejujuran

Suatu alat evaluasi dikatakan memilki kejujuran apabila setiap murid berhak mendapat nilai yang terbaik sebagai hasil usahanya. Jadi, setiap murid memperoleh kesempatan menunjukan siapa mreka/dirinya.

h. Waktu

Salah satu syarat alat evaluasi adalah apabila terdapat perbandingan yang serasi antara soal yang dibuat dengan waktu yang tersedia. Misalnya, disajikan soal objekctive sebanyak 100 butir dalam pilihan ganda. Waktu yang disediakan hanya 25 menit atau bahkan kurang dari itu maka soal tersebut dikatakn kurang baik.

2. Jenis-jenis tagihan

Jenis tagihan belajar sangat ditentukan oleh topic materi yang dikemas. Secara umum tagihan belajar ini harus menjawab ranah belajar yang dikembangkan pada kompetensi dan indikator. Misalnya ketika kita ingin meminta tagihan belajar pada ranah kognitif, maka tagihan belajar  hatus menyangkut hal-hal yang berkenaan dengan pengetahuan dan pemahaman.

Data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat keberhasilan peserta didik  dalam penguasaan kompetensi dasar  yang diajarkan memerlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dapat dipakai dalam sistem penilaian berbasis kompetensi  dasar dapat terkait aspek kognitif atau psikomotor, antara lain sebagai berikut:

a. Kuis

Dilaksanakan dalam waktu yang singkat misalnya 15 menit saja, dan hanya menanyakan hal-hal yang prinsip. Bentuknya berupa isian singkat. Kuis biasanya diberikan sebelum pelajaran baru dimulai yaitu untuk mengethui pelajaran yang lalu secara singkat. Kuis dapat pula diberikan setelah pelajaran diberikan, yaitu untuk mengethui pemahaman peserta didik terhadap pelajaran yang baru diberikan itu. Bila ada bagian yang belum dikuasai sebaiknya guru menjelaskan kembali dengan metode yang lain.

b. Pertanyaan lisan di kelas

Materi yang ditanyakan berupa pemahaman terhadap konsep, prinsip atau teori.  Teknik  bertanya yang baik adalah mengajukan pertanyaan ke kelas, memberi waktu sebentar untuk berpikir, memilih peserta didik secara acak untuk menjawab. Jawaban ini benar atau salah selalu diberikan kepada peserta didik lain atau meminta pendapat untuk jawaban peserta didik yang pertama. Kemudian guru menyimpulkan jawaban peserta didik yang benar. Pertanyaan lisan ini dapat diajukan pada awal atau akhir pelajaran

c. Ulangan harian

Ulangan harian sebaiknya dilakukan secara periodik, misalnya satu atau dua kompetensi dasar selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya bentuk uraian objektif atau uraian nonobjektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya pemahaman, analisis, dan aplikasi.

d. Tugas individu

Tugas invidu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas atau soal uraian objektif atau non objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya aplikasi, analisis, bila mungkin sampai sintesis dan evaluasi. Tugas individu untuk mata pelajaran tertentu dapat terkait dengan ranah psikomotor, seperti mengadakan observasi lapangan dalam Geografi atau latihan tari/musik pada pelajaran Pendidikan Kesenian.

e. Tugas kelompok

Tugas kelompok digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi. Bila mungkin peserta didik diminta menggunakan data sungguhan atau melakukan pengamatan terhadap suatu gejala, atau merencanakan suatu proyek Proyek pada umumnya menggunakan data sungguhan dari lapangan. Tugas kelompok dapat terkait dengan ranah psikomotor.

f. Ulangan blok

Bentuk soal yang dipakai dalam ulangan blok, bagian dari semester dapat berupa PG, uraian, atau campuran PG dan uraian. Materi yang diujikan harus berdasarkan kisi-kisi soal. Tingkat berpikir yang terlibat dari ranah pemahaman sampai dengan evaluasi.

g. Laporan kerja praktek atau laporan praktikum

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya, seperti: Fisika, Kimia, Biologi. Peserta didik bisa diminta untuk mengamati suatu gejala dan melaporkannya.

h. Responsi atau ujian praktek

Bentuk ini dipakai untuk mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya seperti Fisika,   Kimia, Biologi, yaitu untuk mengetahui penguasaan akhir baik ranah kognitif maupun psikomotor. Ujian responsi dapat dilakukan di awal praktek atau setelah melakukan praktek.  Ujian yang dilakukan sebelum praktek bertujuan untuk mengetahui kesiapan peserta didik melakukan praktek di laboratorium. Sedangkan bila dilakukan setalah praktek bertujuan untuk mengetahui kompetensi dasar praktek yang dicapai peserta didik dan yang belum


INSTRUMENT PENILAIAN DAN CONTOH INSTRUMENT PENILAIAN

Instrumen penilaian menjadi bagian penting dari suatu sistem pendidikan. Dimana penilaian berfungsi sebagai sistem evaluasi individu, dan sebagai cara untuk membandingkan kinerja lintas spektrum dan seluruh populasi. Oleh karena itulah tujuan penilaian adalah untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang kinerja atau kemajuan siswa, atau untuk menentukan minat siswa terkait proses pembelajaran.

Setelah menerima informasi tersebut, guru dapat merefleksikan tingkat pencapaian setiap siswa, serta kecenderungan khusus kelompok, untuk menyesuaikan rencana pengajaran mereka. Agar tujuan penilaian dapat tercapai, maka dibutuhkan instrumen yang tepat sesuai dengan poin yang akan dinilai. Instrumen yang digunakan untuk keperluan penilaian inilah yang dapat disebut sebagai instrumen penilaian,

Instrumen penilaian adalah serangkaian alat ukur dalam arti penelitian yang kerapkali dipergunakan dalam proses pengumpulan data sehingga hal ini berperan penting sebagai landasan analisis dan interpretasi untuk pengambilan keputusan.

Adapun definisi instrumen penilaian menurut para ahli, antara lain; 

Suharsimi Arikunto (2010), Pengertian instrumen penilaian adalah alat bantu yang senantisa dipergunakan oleh si peneliti dalam mengatur dan mengakomodir kegiatannya untuk proses pengumpulkan data secara sistematis dalam pemberian evalusi


Berikut adalah contoh darti instrumen :

 Contoh 1 : 

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Mojoagung

Kelas/Semester : VII / 1

Tahun Pelajaran : 2019/2020


No

KD

INDIKATOR

SOAL

KUNCI 1

3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam

3.7.1Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi hadas, najis dan macamnya 

Apa yang dimaksud dengan kata “Taharah”?

Apa itu Hadas?

Apa itu najis

Hadas itu macamnya apa saja?

Najis itu dibedakan berapa macam?

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas.


Hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat , tawaf, dan lain sebagainya.

Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt

Hadas besar dan hadas kecil

Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugaladah




3.7.2Menjelaskan tata cara bersuci dari hadas dan najis

Bagaimana tata cara bersuci  najis?

Bagaimana tatacara bersuci dari hadas?

Jika najis ringan dihilangkan dengan cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.

Najis mutawasittah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. 

Najis mugala«ah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali.  Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.

Jika hadas kecil dihilangkan dengan berwudhu, jika hadas besar dengan mandi wajib


3.7.3Menjelaskan hikmah thaharah

Apa hikmah dari Taharah

Hikmahnya: 

- Terhindar dari segala macam penyakit 

-Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.


Lampiran 4. Instrumen penilaian keterampilan 

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Mojoagung

Kelas/Semester : VII   / 1

Tahun Pelajaran : 2019/2020

KD : 4.7 Menyajikan cara bersuci dari hadas besar

No

Nama Siswa

Aspek Yang dinilai

Jumlah Skor

Nilai

1

2

3

4




1










2










3










4










5










6










7










8










9










10










Keterangan :

Aspek dan Rubrik Penilaian

1. Niat tayammum/Wudhu : Skor 20

2. Gerakan       : Skor 30

3. Do’a sesudah tayammum/wudhu      : Skor 30

4. Tertib : Skor 20




Lampiran 5. Format kegiatan pembelajaran dan hasil peniliaian Remidial 

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Mojoagung

Kelas/Semester : VII   / 1

Tahun Pelajaran : 2019/2020

No

KD

INDIKATOR

SOAL

KUNCI


1

3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam


3.7.1Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi hadas, najis dan macamnya 

Apa yang dimaksud dengan kata “Taharah”?

Apa itu Hadas?





Apa itu najis




Hadas itu macamnya apa saja?

Najis itu dibedakan berapa macam?

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas.



Hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat , tawaf, dan lain sebagainya.

Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt

Hadas besar dan hadas kecil



Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugaladah




3.7.2Menjelaskan tata cara bersuci dari hadas dan najis

Bagaimana tata cara bersuci  najis?
















Bagaimana tatacara bersuci dari hadas?

Jika najis ringan dihilangkan dengan cara Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.

- Najis mutawasittah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. 

- Najis mugala«ah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali.  Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.

Jika hadas kecil dihilangkan dengan berwudhu, jika hadas besar dengan mandi wajib




3.7.3Menjelaskan hikmah thaharah

Apa hikmah dari Taharah

Hikmahnya: 

- Terhindar dari segala macam penyakit .

- bersinar wajahnya kelak saat dibangkitkan dari kubur.

- Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

- kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.



Lampiran 6. Format Kegiatan Pengayaan

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Mojoagung

Kelas/Semester : VII / 1

Tahun Pelajaran : 2019/2020

Bentuk Kegiatan : Penugasan Kelompok 

No

KD

INDIKATOR

SOAL

Keterangan 


1


3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam







Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi hadas, najis dan macamnya 

1. Buatlah skema taharah lengkap dengan contohnya





Menjelaskan tata cara bersuci dari hadas dan najis

2.Tuliskan ayat al quran tentang bersuci




No

KD

INDIKATOR

SOAL

KUNCI


1

3.7 Memahami ketentuan bersuci dari hadas besar berdasarkan ketentuan syari’at Islam


3.7.1Menjelaskan pengertian thaharah, meliputi hadas, najis dan macamnya 

Apa yang dimaksud dengan kata “Taharah”?

Apa itu Hadas?




Apa itu najis




Hadas itu macamnya apa saja?

Najis itu dibedakan berapa macam?

Taharah artinya bersuci dari najis dan hadas.



Hadas adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh salat , tawaf, dan lain sebagainya.

Najis adalah kotoran yang menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah Swt

Hadas besar dan hadas kecil


Ada tiga macam najis, yaitu najis mukhaffafah, najis Mutawassitah, dan najis mugaladah




3.7.2Menjelaskan tata cara bersuci dari hadas dan najis

Bagaimana tata cara bersuci  najis?


















Bagaimana tatacara bersuci dari hadas?

Jika najis ringan dihilangkan dengan cara Cara menyucikannya sangat mudah, cukup dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci pada permukaan yang terkena najis.

- Najis mutawasittah cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena najis. 

- Najis mugala«ah adalah najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing dan babi. cara menyucikkannya melalui beberapa tahap, yaitu dengan membasuh sebanyak tujuh kali.  Satu kali diantaranya menggunakan air yang dicampur dengan tanah.

Jika hadas kecil dihilangkan dengan berwudhu, jika hadas besar dengan mandi wajib




3.7.3Menjelaskan hikmah thaharah

Apa hikmah dari Taharah

Hikmahnya: 

- Terhindar dari segala macam penyakit .

- bersinar wajahnya kelak saat dibangkitkan dari kubur.

- Dapat dijadikan sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.

- kebersihan akan membuat kita menjalani hidup dengan lebih nyaman.



Contoh 2 :

Lampiran: Instrumen Penilaian Diri (Aspek Sikap Spiritual)

Petunjuk:

Berilah tanda cek (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai sikap spiritual yang  ada pada dirimu.

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti :  

Nama : ……………..

Kelas : ……………

Sikap yang dinilai :  Spiritual

No

Pernyataan

Ya

Tidak



Saya selalu mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi





Saya selalu memberikan contoh suri taulaan kepada teman-teman saya





Saya selalu memutuskan perkara dengan adil





Saya tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan





Saya selalu menyelesaikan masalah tidak dengan cara kekerasan




Hasil penilaian diri perlu ditindak lanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap siswa yang belum menunjukkan sikap yang diharapkan

Lampiran (Penilaian Pengetahuan)

Pilihan ganda

No

Instrument

Kunci jawaban

Skor 



Muhammad berasal dari akar kata ‘HMD’ yang dalam bahasa berarti…

Dia yang terpuji

Yang dapat dipercaya

Amanah

Yang membenarkan


3



Paman Rosulullah bernama…

Abu Thalib

Abdullah

Abdul Muthalib

Abu ubaidah

A

3



Pada usia 40 tahun Nabi Muhammad menerima wahyu pertama berupa…

Al- Mudatsir 1-5

Al fatihah 1-7

Al Hijr 1-7

Al alaq 1-5

D



3



Nabi melakukan dakwah secara terang-terangan setelah turun wahyu…

Q.S. al ikhlas 1-4

Q.S. al Hijr 94-95

Q.S. al Anbiya’ 107

Q.S. Ali Imran 20-25

B


3



Paman Nabi yang menentang dakwahnya adalah…

Abu Thalib

Abu Muthalib

Abu Lahab

Abu al qasim

C



3



Nabi Muhammad saw. Diutus sebagai rasul kepada…

Kaum nasrani

Bani israil

Seluruh umat manusia

Orang arab

C


3



Yang termasuk assabiqunal awwalun adalah…

Umar bin Khattab

Abu Jahal

Mutsailamah al kahzab

Ali bin Abi Thalib3

D


3



لِلْعَالَمِيْنَ وَمَا اَرْسَلْنَاكَ الارَحْمَةً 

ayat tersebut menyatakan bahwa…

Nabi Muhammad diutus sebagai rasul terakhir

Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil aalamiin

Nabi Muhammad membawa wahyu berupa alquran

Nabi Muhammad adalah manusia terpilih

B


3



Orang yang eksodus (pindah)dari makkah ke Madinah disebut…

Kaum madinah

Kaum anshar

Kaum muhajirin

Kaum makkah

C


3



Setelah nabi Muhammad saw. Berdakwah kepada kaum kafir Qurasy, sikap mereka…

Biasa-biasa saja

Ada yang menerima ada yang menolak

Menerima semua ajakan nabi

Menolak semua ajakan nabi

D


3


Jumlah 

30


Uraian 

No

Indikator soal

Instrument

jawaban

Skor



Menyajikan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad

Tulislah Q.S. al Alaq ayat 1-5 dengan baik dan benar!


20



Menyajikan peristiwa turunnya ayat 

Apa isi kandungan Q.S. al Hijr ayat 94-95?

Q.S al Hijr menerangkan tentang perintah dakwah secara terang-terangan. Sehingga setelah turun wahyu tersebut rasulullah mulai berdakwah secara terang-terangan dengan mengumpulkan seluruh sanak keluarganya di kaki gunung safa untuk beriman kepada Allah.

10



Menyebutkan strategi dakwah Nabi Muhammad di Makkah

Sebutkan 2 macam periode dakwah nabi Muhammad di makkah! Jelaskan!

Dakwah secara sirri selama 3 tahun

Pada tahun 613 M dimulailah dakwah secara terang-terangan setelah turun Q.S. al Hijr: 94-95

15



Menyebutkan para sahabat yang termasuk assabiqunal awwalun

Sebutkan orang yang termasuk assabiqunal awwalun minimal 3!

Khadijah

Ali bin Abi Thalib

Zaid bin Haritsah

Bilal bin Rabbah

Abu Bakar

Utsman bin Affan

Zubair bin Awwam

Abdul Rahman bin Auf

Ubaidah bin Harits

Amr bin Nufail

10



Mengimplementasikan peristiwa dakwah nabi dalam kehidupan

Apa ibrah yang bisa kamu ambil setelah mengetahui mengenai peristiwa yang dialami Nabi Muhammad saw saat berdakwah di makkah? Minimal 3


15


Jumlah 

70


Lampiran (penilaian aspek keterampilan

Teknik penilaian : penugasan

Bentuk instrument : rubrik penilaian

No

Aspek yang dinilai

Skor



Ketepatan waktu pengumpulan tugas

1

2

3

4



Penggunaan bahasa 







Kecocokan pemberian tugas dengan jawaban







tertib Pedoman Penskoran:


Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Jika peserta didik dapat menunjukkan aspek yang dikehendaki dengan benar dan sempurna, 

    skor 4.

b. Jika peserta dapat menunjukkan aspek yang dikehendaki dengan benar tapi kurang

    sempurna, skor 3.

c. Jika peserta didik dapat menunjukkan aspek yang dikehendaki masih ada kesalahan 1-3,

    skor 2.

d. Jika peserta didik tidak dapat dapat menunjukkan aspek yang dikehendaki, skor 1.



SUMBER

[5] Sudijono, Anas, Strategi Penilaian Hasil Belajar Afektif pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Journal Yogyakarta, 2003)., hlm. 86

[6] Azwar, Syaifuddin, Tes Prestasi, Fungsi dan pengembangan Pengukuran prestasi belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005)., hlm. 45

[7] Departemen Agama RI, Penilaian Berbasis kelas, (Jakarta, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, 2003)., hlm. 33

[8] Raka Joni, T., Penilaian Pencapaian Siswa-Mahasiswa, (Penataran Lokakarya Tahap II, Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Dep. P&K, Jakarta 1980)., hlm. 77

[9] http://awanachaizan.blogspot.com/2011/12/desain-tugas-dan-tagihan-belajar.html. Jam. 8.55 WIB

[10] Masnur Muslich. Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. (Bandung: Refika Aditama, 2011)., hlm. 56



Share:

Thursday, December 8, 2022

MEMAHAMI DAN MENERAPKAN KONSEP MULTI ALAT EVALUASI HASIL BELAJAR

Pixabay.com 


Kegiatan yang dilakukan dalam lingkungan sekolah pada umumnya adalah proses belajar mengajar. Yang di sana terdapat guru sebagai pengajar dan murid sebagai siswa yang diajar. Pada umumnya suatu proses belajar mengajar (selanjutnya disebut proses pendidikan) dapat diketahui berhasil atau tidaknya dengan suatu cara tertentu. Cara ini biasa disebut sebagai evaluasi belajar, dan pada umumnya berupa ujian yang diberikan kepada para siswa. Namun disamping itu evaluasi belajar juga haruslah dibuat secara baik dan profesional. Dalam hal ini soal ujian yang telah diberikan harus dianalisa sehingga terlihat seberapa baik proses pendidikan tersebut dilaksanakan. Dalam hal ini evaluasi hasil belajarlah yang berperan aktif untuk mengetahui itu semua. Perlu diketahui bahwa evaluasi hasil belajar juga memiliki manfaat yang sangat luas, akan tetapi dalam pembahasan kelompok ini hanya akan menggambarkan beberapa point penting saja.

Sebagai para pengajar haruslah mengetahui apakah prinsip-prinsip dalam evaluasi. Sehingga dapat merumuskan suatu evaluasi yang baik dan dapat dijadikan pijakan untuk proses belajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar akan selalu dinamis dan dapat berkembang menuju lebih baik. Selain prinsip evaluasi sebagai pengajar perlu juga mengetahui alat-alat untuk dijadikan sebagai alat evaluasi. Sehingga terbentuklah suatu kegiatan evaluasi yang baik, yang berguna karena keasliaanya dengan tersiratnya prinsip-prinsip evaluasi tersebut. Dan dengan hasil eavaluasi ini maka dapat dirumuskan langkah-langkah selanjutnya untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam proses pendidikan yang ada. Dengan demikian terlihatlah bahwa evaluasi yang baik dan benar sangatlah mempengaruhi proses pendidikan selanjutnya.

Evaluasi berasal dari kata evaluation dalam bahasa indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang berarti nilai. Dan jika diartikan secara istilah yaitu istilah evaluasi menunjuk kepada atau mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. (Sudijono, 2011)

Alat Evaluasi Hasil Belajar

Alat evaluasi hasil belajar adalah serangkaian alat yang digunakan untuk melakukan proses evaluasi hasil belajar. Alat evaluasi yang digunakan meliputi alat ukur beserta kunci jawaban dan pedoman penskorannya. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang evaluasi yaitu pengukuran, penilaian, assessment dan appraisal. 

Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrument”. Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan instrument evaluasi. Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. (Arikunto, 2010)

Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator menggunakan cara atau teknik, dan oleh karena itu dikenal dengan teknik evaluasi.  Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes.

Teknik Non Tes

Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian peserta didik secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, social, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam  pendidikan baik individual maupun secara kelompok. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan menyatakan  yang tergolong teknik nontes antara lain:

  1. Skala bertingkat (rating scale)
  2. Kuesioner (questioner)
  3. Daftar cocok (check list)
  4. Wawancara (interview)
  5. Pengamatan (observation)
  6. Riwayat hidup
  7. Teknik Tes

Menurut Drs. Amir Daien Indrakusuma dalam bukunya evaluasi pendidikan  Tes adalah ” suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat “.  Selanjutnya didalam bukunya teknik-teknik evaluasi Mukhtar Bukhori mengatakan: “ Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid dan kelompok murid”. 

Dengan terjemahan bahwa Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.

Teknik Analisis Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur berat. Item Instrumen dianggap Valid jika dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid.

Ada beberapa jenis validitas, namun yang paling banyak dibahas adalah validitas konstruk.  Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggabarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok  atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep itu kemudian  seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan/ pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan definisi itu.



Untuk mencari definisi konsep tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut:

Mencari definisi konsep yang dikemukakan para ahli. Untuk ini perlu dipelajari buku-buku referensi yang relevan.

Kalau dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi konsep-konsep penelitian, maka peneliti  harus mendefinisikan sendiri    konsep tersebut. Untuk tujuan ini peneliti dapat mendiskusikan dengan ahli-ahli yang kompeten dibidang konsep yang akan diukur.

Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden  Misalnya peneliti ingin mengukur konsep “religiusitas”. Dalam mendefinisikan konsep ini peneliti dapat langsung menanyakan  kepada beberapa calon responden tetnang ciri-ciri orang yang religius. Berdasar jawaban calon responden, kemudian disusun kerangka suatu konsep. Apabila terdapat konsistensi antra komponen-komponen konstruk yang  satu dengan lainnya, maka konstruk itu memiliki validitas. 


Teknik Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi  hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap  atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama. 

Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit dicapai.

Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.

Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu:

teknik ulangan

teknik bentuk pararel

teknik belah dua

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas diantaranya adalah  rumus Spearman Brown

Ket

R 11 adalah nilai reliabilitas

R b adalah nilai koefisien korelasi

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara penelitian yang valid dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai berikut :

Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah, sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. (Sugiyono, 2007)



Kesimpulan

Alat evaluasi hasil belajar adalah serangkaian alat yang digunakan untuk melakukan proses evaluasi hasil belajar. Alat evaluasi yang digunakan meliputi alat ukur beserta kunci jawaban dan pedoman penskorannya. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembahasan tentang evaluasi yaitu pengukuran, penilaian, assessment dan appraisal. 

Ada dua teknik evaluasi, yaitu teknik nontes dan teknik tes :

Teknik nontes : 

Skala bertingkat (rating scale)

Kuesioner (questioner)

Daftar cocok (check list)

Wawancara (interview)

Pengamatan (observation)

Riwayat hidup

Teknik Tes

Teknik Analisis Validitas

Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur. Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.


Teknik Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi  hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap  atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama. 



Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu:

teknik ulangan

teknik bentuk pararel

teknik belah dua


Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan. Kami yakin dalam penulisan maupun penyampaiannya masih terdapat kesalahan serta kekurangan, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan kami selanjutnya. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.


SUMBER 

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudijono, A. (2011). Evaluasi Pedidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.


Share:

Tuesday, December 6, 2022

METODE PENYUSUNAN KISI-KISI, EVALUASI HASIL BEPAJAR DAN CARA MENYUSUN KISI-KISI

Pixabay.com


Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangatdiperlukan agar hasil yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dankonseptual akan memberikan jaminan bahwa guru itu akan dapat mengukurpenguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang representative. 

Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi ataukisi-kisi   soal   ujian   akan  memberikan   bimbingan   yang   terarah   kepada penyusunan tes. Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu akan memberikan bantuan untuk   menyiapkan   tes   sesuai   dengan   dan   mewakili   materi   yang  pernahdiberikan dalam proses belajar mengajar atau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang tertentu (yang diujikan). 

Tabel spesifikasi atau kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk item yang akan digunakan. Juga dikaitkan di dalamnya jenjang kemampuanyang ingin diukur. Banyak jumlah soal pada masing-masing ruang lingkupmateri itu bagi mahasiswa serta kegunaannya di dalam masyarakat setelahmereka menyelesaikan studinya nanti.


A. Pengertian Kisi-Kisi

Tabel spesifikasi/kisi-kisi/blue print adalah sebuah tabel analisis yang di dalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku berserta proporsi yang dikehendaki oleh tester, dimana pada tiap petak dari tabel tersebut diisi dengan angka-angka yang menunjukkan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes hasil belajar bentuk objektif (Sudjiono, 1996: 13). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2013: 200), tabel spesifikasi dapat disebut juga sebagai grid, kisi-kisi atau blue-print. Ujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.

Eko Putro Widoyoko (2014:90) menyebutkan bahwa kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis soal sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi adalah tabel atau matriks yang berisi kriteria soal-soal yang akan diujikan.

Kisi-kisi ini kemudian digunakan sebagai design atau rancangan penulisan soal yang harus diikuti oleh penulis soal. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang diujikan. Kisi-kisi bisa diartikan sebagai suatu format atau matriks berisi informasi yang dapat dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal menjadi alat tes atau evaluasi

B. Fungsi Kisi-Kisi

Adapun fungsi kisi-kisi sebagai berikut :

Pedoman atau panduan dalam penulisan soal yang hendak disusun.

Kisi-kisi dapat dijadikan acuan bagi guru dalam penulisan soal sehingga soal tidak menyimpang dari bahan materi yang akan diujikan.

Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes

Kisi-kisi memiliki peranan penting bagi guru untuk menghasilkan soal yang sesuai dengan tujuan evaluasi terhadap pembelajaran tertentu.

Penyelarasan perangkat soal

Kisi-kisi membantu guru dalam menyelaraskan tingkat kesulitan soal sehingga akan mempermudah dalam proses evaluasi.

Syarat Kisi-Kisi yang Baik

Menurut Mas’ud Zein dan Darto (2012: 38) penyusunan Kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Tanpa adanya Indikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. Kisi-kisi yang baik akan memenuhi persyaratan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat

Memiliki sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah difahami


C. Komponen Kisi-Kisi

Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks.

1. Komponen identitas :

Jenis/jenjang sekolah

Program studi/jurusan

Mata pelajaran

Tahun ajaran

Kurikulum yang berlaku

Alokasi waktu

Jumlah soal 

Bentuk soal.

Penyusun


2. Komponen matriks :

Kompetensi dasar

Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi ini diambil dari kurikulum yang berlaku.

Materi

Indikator

Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari kegiatan penyusunan kisi-kisi .Untuk merumuskan indikator dengan tepat,guru harus memperhatikan materi yang akan diujikan,indikator pembelajaran,kompetensi dasar, dan standar kompetensi.Indikator yang baik dirumuskan secara singkat dan jelas.Syarat indikator yang baik:

Menggunakan kata kerjaoperasional (perilakukhusus) yang tepat, menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif,dan satu atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan,dapat dibuat kan soal atau pengecohnya(untuk soal pilihan ganda).

Penulisan indikator yang lengkap mencakup A=audience(pesertadidik), B=behaviour(perilaku yang harus ditampilkan), C=condition(kondisi yang diberikan), danD=degree(tingkatanyangdiharapkan).Ada dua model penulisan indikator .

Model pertama  adalah menempatkan kondisinya diawal kalimat.Model pertama ini digunakan untuk soal yang disertai dengan dasar pernyataan(stimulus), misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf , gambar, denah, grafik, kasus, atau lainnya.

model yang kedua adalah menempatkan peserta didik dan perilaku yang harus ditampilkan diawal kalimat.Model yang kedua ini digunakan untuk soal yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan (stimulus).


(1) Contoh model pertama untuk soal menyimak pada mata pelajaran BahasaIndonesia.

Indikator:Diperdengarkan sebuah pernyataan pendek dengan topik"belajar mandiri",peserta didik dapat menentukan dengan tepat pernyataan yang sama artinya.

Soal : (Soal dibacakan atau diperdengarkan hanya satu kali,kemudian peserta didik memilih dengan tepat satu pernyataan yang sama artinya.Soalnya adalah:"Hari harus masuk kelas puku 07.00.,tetapi dia datang puku 08.00 pagi hari.")

Lembar tes hanya berisi pilihan seperti berikut:

a.Hari masuk kelas tepat waktu pagi ini.

b.Hari masuk kelas terlambat dua jam pagi ini

c.Hari masuk kelas terlambat sianghari ini

d.Hari masuk Kelas terlambat satu jam hari ini

Kunci:d

(2) Contoh model kedua

Indikator:Peserta didik dapat menentukan dengan tepat penulisan tanda baca pada nilai uang.

Soal : Penulisan nilai uang yang benar adalah....

a.Rp125,-

b.RP125,00

c.Rp125

d.Rp125.

Kunci:b



Level kognitif

Mengingat (C1)

Mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari dari guru, buku, sumber lainnya, tanpa melakukan perubahan.

Memahami (C2)

Sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto, tidak berubah.

Menerapkan (C3)

Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru atau belum dipelajari.

Menganalisis (C4)

Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok atau informasi lainnya, antara fakta dengan konsep, antara argumentasi dengan kesimpulan, benang merah pemikiran antara satu karya dengan karya lainnya.

Mengevaluasi (C5)

Menentukan nilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria.

Mencipta (C6)

Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya.

Soal

Menentukan penyebaran soal

Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal perlu ditentukan jumlah soal setiap kompetensi dasar dan penyebaran soalnya.


F.Menyusun Kisi-kisi

Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Kisi-kisi dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini.

FORMATKISI-KISIPENULISANSOAL


Jenis sekolah : ……………………… Jumlah soal ………………………

Mata pelajaran :……………………… Bentuk soal/tes : ..................

Kurikulum : ……………………… Penyusun : 1.…………………

Alokasi waktu : ……………………… 2.…………………

No.

Standar Kompetensi

KompetensiDasar

Kls/

smt

Materi

Pokok

Indikator soal

Nomor

Soal
















Keterangan:

Isi pada kolom2,3.4,dan5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada didalam silabus/kurikulum.Penulis kisi-kisi tidak diperkenan kan mengarang sendiri,kecuali pada kolom6.

Langkah-Langkah Menyusun butir soal

Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal,maka harus dilakukan langkah-langkah berikut,yaitu:

1.Menentukan tujuan teks

      2.Menentukan kompetensi yang akan diuji

       3.Menentukan materi yang akan diuji

4.menyusun kisi-kisi

      5.menulis butir soal

      6.memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,

      7.merakit soal menjadi perangkat tes,

      8.menyusun pedoman penskorannya

       9.uji coba butir soal,

      10.analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba,dan

      11.memperbaiki soal berdasarkan analisis

Menyusun Butir Soal Tes Tertulis

Penulisan butir soal tes tertulis merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator soal yang sudah disusun dalam kisi-kisi dan berdasarkan kaidah penulisan soal bentuk obyektif dan kaidah penulisan soal uraian.

Penggunaan bentuk soal yang  tepat dalam tes tertulis, sangat tergantung pada perilaku/kompetensi yang akan diukur. Ada kompetensi yang lebih tepat diukur/ ditanyakan dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk soal uraian, ada pula kompetensi yang lebih tepat diukur dengan tes tertulis pilihan ganda maupun uraian memiliki kelebihan dan kelemahan satu sama lain.

.

Penulisan Soal Bentuk Uraian

Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian,yaitu menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-kata nya sendiri.Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang digunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraiana dalah menyusun pedoman penskorannya.Penulis soal harus dapat merumuskan setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan bentuk soal uraian terletak pada tingkat subyektivitas penskorannya..Bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/ konsep menurut pendapat masing-masing peserta didik,sehingga penskorannya suka runtuk dilakukan secara objektif. Untuk mengurangi tingkat kesubjektifan dalam pemberian skor ini,maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuat kan skala. Contoh misalnya perilaku yang diukur adalah" kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan", maka skala yang disusun disesuaikan dengan tingkatan kemampuan peserta didik yang akan diuji.

Untuk tingkat SMA, misalnya dapat disusun seperti berikut.

Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0-3

Skor

- Sesuai 3

- Cukup/sedang 2

- Tidak sesuai 1

- Kosong 0

Atau sepertiberikut:

Kesesuaian isi dengan tuntutan pertanyaan 0-5Skor

Skor

- Sangat Sesuai 5

- Sesuai 4

- Cukup/sedang 3

- Tidak sesuai 2

- Sangat tidak sesuai 1

- Kosong 0


.


KARTU SOAL


Jenis Sekolah : ……………………............ Penyusun : 1.……………………

Mata Pelajaran :……………………........... 2.……………………

Bahan Kls/Smt :……………………............ 3.……………………

Bentuk Soal :……………………............ Tahun Ajaran : ……………………….

Aspek yang diukur :……………………............




KOMPETENSI DASAR




BUKU SUMBER:




RUMUSAN BUTIR SOAL


MATERI





NO SOAL:






INDIKATOR SOAL








KETERANGAN SOAL


NO

DIGUNAKAN UNTUK

TANGGAL

JUMLAH SISWA

TK

DP

PROPORSI PEMILIH ASPEK

KET.








A

B

C

D

E

OMT




















NO

SOAL

KUNCI/KRITERIA  JAWABAN

SKOR















Bentuk soal nya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/ stimulus bila ada/ diperlukan, (2) pertanyaan ,dan  (3) pedoman  penskoran.

Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut:

1. Materi

       2. Konstruksi

3. Bahasa


Penulisan Soal Bentuk Pilihan ganda

Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian.Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya.Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendek nya relatif sama dengan kunci jawaban.


Untuk memudah kan pengelolaan, perbaikan, dan perkembangan soal, maka soal ditulis didalam format kartu soal. Setiap satu soal ditulis didalam satu format. Adapun formatnya seperti berikut ini.


KARTU SOAL


Jenis Sekolah : ………………………………. Penyusun : 1.

Mata Pelajaran : ………………………………. 2.

Bahan Kls/Smt : ………………………………. 3.

Bentuk Soal : ……………………………….

Tahun Ajaran : ……………………………….

Aspek yang diukur : ……………………………….




KOMPETENSI DASAR




BUKU SUMBER




RUMUSAN BUTIRSOAL







MATERI




NO SOAL:




KUNCI:







INDIKATOR SOAL








KETERANGAN SOAL


NO

DIGUNAKAN UNTUK

TANGGAL

JUMLAH SISWA

TK

DP

PROPORSI PEMILIH

KET.








A

B

C

D

E

OMT


















Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini.

1. Materi

a.Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.

b.Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar .Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.


2. Konstruksi

a.Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksud kan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan

b.Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan ,maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.

3. Bahasa/budaya

a.Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal   diantaranya meliputi: a)pemakaian kalimat:(1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak kalimat; b)pemakaian kata: (1)pilihan kata, (2) penulisan kata, dan (c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca.

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif,sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/ pesertadidik.

c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/ frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.











        

 BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Kisi-kisi ini kemudian digunakan sebagai design atau rancangan penulisan soal yang harus diikuti oleh penulis soal. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan.Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang diujikan. Kisi-kisi bisa diartikan sebagai suatu format atau matriks berisi informasi yang dapat dijadikan petunjuk teknis dalam menulis soal menjadi alat tes atau evaluasi.

Fungsi Kisi-Kisi

Adapun fungsi kisi-kisi sebagai berikut :

1.Pedoman atau panduan dalam penulisan soal yang hendak disusun.

                        2.Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tertentu

            3.Penyelarasan perangkat soal

Syarat Kisi-Kisi yang Baik

Penyusunan Kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Tanpa adanya Indikator dalam kisi-kisi tidak dapat diketahui arah dan tujuan setiap soal. Kisi-kisi yang baik akan memenuhi persyaratan, diantaranya adalah sebagai berikut :

Dapat mewakili isi kurikulum secara tepat

Memiliki sejumlah komponen yang jelas sehingga mudah difahami

Komponen Kisi-Kisi

Komponen kisi-kisi terdiri atas komponen identitas dan komponen matriks. Komponen identitas diletakkan di atas komponen matriks.

Komponen identitas :

1.Jenis/jenjang sekolah

2.Program studi/jurusan

      3.Mata pelajaran

4.Tahun ajaran

5.Kurikulum yang berlaku

6.Alokasi waktu

7.Jumlah soal

8.Bentuk soal

Langkah-Langkah Menyusun butir soal

Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian yang sahih dan handal,maka harus dilakukan langkah-langkah berikut,yaitu:

1.Menentukan tujuan teks

      2.Menentukan kompetensi yang akan diuji

       3.Menentukan materi yang akan diuji

4.menyusun kisi-kisi

      5.menulis butir soal

      6.memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif,

      7.merakit soal menjadi perangkat tes,

      8.menyusun pedoman penskorannya

       9.uji coba butir soal,

      10.analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba,dan

      11.memperbaiki soal berdasarkan analisis

B.Saran

Dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas materinya yang kurang. Mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan instropeksi kami dalam penyusunan sebuah makalah.





DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Darto, M. Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Riau: Daulat Riau.

Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Widoyoko, E. P. (2014). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.



Share:

Followers

BTemplates.com

Translate