PIXABAY.COM |
Pendidikan aqidah merupakan pendidikan dasar pertama yang harus ditanamkan orang tua kepada anaknya sebab akidah merupakan prinsip utama yang akan menjadi landasan kepribadian sang anak sekaligus menjadi pandangan hidupnya
Mengajarkan Dua Kalimat Syahadat
Dari Ibnu Abbas dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda: Mulailah mengajarkan atas anak-anak kalian kalimat: La Ilaha Illallah dan Talqin lah mereka ketika meninggal dengan La Ilaha Illallah Barangsiapa yang ucapan pertamanya lailahailallah kemudian ia hidup 1000 tahun maka ia tidak ditanya tentang satu dosa pun ( HR Al Hakim dan Al Baihaqi dalam syuabu al iman. Ia berkata hadits ini gharib)
Mereka ( para sahabat ) mensunnahkan Kalimat pertama yang divasihkan Kepada anak-anak mereka adalah mengajari mereka lailahailallah 7 Kali dengan demikian. Kalimat tersebut merupakan kalimat pertama yang mereka ucapkan ( HR Abdur Rozak)
Dari jundub bin Abdullah ia berkata " Kami bersama Rasulullah SAW sementara waktu itu kami laki-laki yang hampir baligh lalu Beliau mengajarkan kami keimanan sebelum mengajarkan kepada kami mempelajari Alquran sehingga bertambah keimanan kami ( HR Ibnu Majah As-Sindy berkata isnad hadits ini Shahih )
Mengajarkan Kepada Anak Sifat-sifat Allah
Hal ini didasarkan pada firman Allah surat Al-Luqman ayat 13 sampai 16
Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya sewaktu ia memberi pelajaran kepadanya. " Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah merupakan kezhaliman yang besar." Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada ibu bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam 2 tahun bersyukurlah kepadaku dan kepada Ibu bapakmu. Hanyalah kepadakulah kembalimu dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan Ikutilah Jalan orang yang kembali kepadaku kemudian hanya kepada-kulah tempat kembali. Maka aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjaka. ( Lukman berkata ) " Hai anakku, Sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi niscaya Allah akan mendatangkan nya ( membalasnya ) Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha Mengetahui.
yang dimaksud dengan Allah Maha halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimanapun kecilnya.
Dari Ibnu Abbas RA berkata suatu waktu saya di belakang Rasulullah SAW Beliau lalu bersabda kepada saya: " Wahai anak jagalah Allah niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau akan menjumpainya dihadapanmu. Jika engkau meminta maka Mintalah kepada Allah. jika engkau meminta pertolongan maka Mintalah kepadanya. ketahuilah jika sekiranya manusia berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu maka itu tidak terjadi kecuali apa yang telah ditetapkan oleh Allah atasmu. jika sebaliknya mereka berkumpul untuk mencelakakan kamu maka itupun tak akan pernah terjadi kecuali hal tersebut telah ditetapkan oleh Allah SWT. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering ( HR Tirmidzi )
Hadits di atas sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Rajab memerintahkan kepada seorang muslim untuk menjaga Allah maksudnya menjaga diri untuk menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Jika hal tersebut dilakukan maka niscaya Allah pun akan menjaga kemaslahatan nya di dunia, agama dan keimanannya ( lihat Jami'u Al Ilmi Wal Hikam ) Selanjutnya Rasulullah saw. Memerintahkan seseorang hanya meminta kepada Allah baik urusan dunia maupun urusan akhirat seperti dalam masalah rezeki dan kesembuhan dari penyakit Disamping itu Hadits ini mengajarkan kepada manusia untuk percaya kepada takdir bahwa tidak ada sesuatu apapun yang terjadi di dunia ini kecuali telah ditetapkan oleh Allah SWT perkara yang berkenaan dengan rukun aqidah termasuk qada dan qadar, rezeki, ajal tawakal keterkaitan aqidah dengan hukum syara juga patut untuk ditanamkan kepada anak dengan penyampaian dan contoh-contoh yang mudah mereka cerna.
Menanamkan Kecintaan Kepada Rasull SAW dan sunnahnya
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda " Demi jiwaku yang berada di tangannya tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga aku Dicintai nya melebihi kecintaannya kepada orang tua dan anaknya." ( HR Bukhari dan Muslim )
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda kami bersama Rasull SAW sementara beliau memegang tangan Umar Bin khattab. Maka Umar berkata kepadaNya " Wahai Rasulullah engkau adalah orang yang paling saya cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku. Maka Nabi SAW berkata " Tidak demi jiwaku yang berada di tanganku hingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri." Umar berkata: " Sekarang demi Allah engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri." Rasulullah bersabda: "Sekarang baru benar wahai Ummar ( HR Bukhari )
Menanamkan Kecintaan Pada Alquran dan As-Sunnah dan Memotivasi untuk Menghafalnya
Al Hafid as-suyuthi berkata: "Mengajari anak Al-Quran merupakan salah satu pilar Islam dengan demikian mereka tumbuh sesuai dengan fitrah mereka. Cahaya hikmah segera memancar dalam diri mereka sebelum hawa nafsu dan kegelapan hati akibat maksiat dan kesesatan bersemayam dalam diri mereka."
Ibnu Khaldun berkata: " Mengajarkan Al-Quran kepada anak merupakan salah satu siar agama yang dilakukan oleh pemeluk agama ini di seluruh pelosok pelosok Negeri mereka. Kekuatan iman dan Aqidah akidahnya bersemayam di dalam diri mereka karena ayat-ayat Alquran dan teks-teks ( mantan ) Hadis. Alquran adalah dasar pengajaran yang dibangun pada dirinya yang telah menjadi tradisi."
Ibnu Abbas berkata Rasulullah SAW wafat pada saat usia saya 10 tahun dan saya telah menghafal Al-Muhkam ( HR Bukhari ). Menurut Ibnu Hajar muhkam adalah surat didalam Alquran yang banyak pemisahnya yang dimulai dari Al-Hujurat hingga akhir Alquran ( Fathul Bari XIV / 255 ).
Ibnu Abbas berkata Mereka bertanya kepadaku tentang Tafsir karena saya telah menghafal Alquran sejak kecil ( HR Ibnu Said dan menurut Ibnu Hajar sanadnya Shahih )
Imam Bukhari berkata saya diberi Ilham menghafal Hadits ketika saya berada di Kuttab ( sekolah untuk belajar menulis ). Ketika ditanya Berapa usianya pada saat itu beliau menjawab 10 tahun atau kurang. ( Taghliqu at Ta'aliq li ibn Hajar: V/386 )
Ismail bin Yahya berkata: Saya mendengar Imam Syafi'i berkata saya telah menghafal Alquran ketika berusia 7 tahun dan menghafal Al muwattha pada usia 10 tahun.
Rofiq bin Sulaiman berkata Imam Syafi'i telah memberi fatwa ketika berumur 15 tahun dan menghidupkan malam hingga beliau wafat.
Hamzah bin Sirin saudara Muhammad bin Sirin telah menghafal Alquran pada usia 12 tahun.
Ibrahim bin adham berkata: Bahwa bapaknya pernah berkata: Wahai anakku Tuntutlah hadits. setiap kali engkau mendengar hadits dan menghafalnya maka engkau akan mendapat 1 dirham, maka pada saat itu saya mulai menuntut hadis.
Menghafal diusia dini ini adalah masa yang sangat efektif bagi seorang anak. Menurut sejumlah pakar usia yang baik bagi anak untuk menghafal adalah ketika ia telah menginjak usia 3 tahun berbagai cara dapat ditempuh agar ia terbiasa menghafal misalnya dengan mentalqin secara langsung kepadanya dengan cara mengulang-ulang beberapa ayat hadits dan doa atau dengan memperdengarkan melalui media audio seperti radio komputer smartphone dan sebagainya
Anak juga dilatih agar terbiasa bangun sebelum terbit fajar di samping untuk melatih beribadah waktu tersebut merupakan waktu yang baik untuk menghafal khususnya Alquran.
Beberapa perkara aqidah lainnya yang dapat ditanamkan kepada anak antara lain
- Menjauhkan anak dari pemikiran dan perilaku dan budaya syirik terutama yang saat ini berkembang di masyarakat dengan menjelaskan kebatilannya seperti praktek menyembah kepada selain Allah, meminta kepada selain Allah serta perilaku kufur.
- Menjauhkan mereka dari media baik cetak dan elektronik yang berisi kemusyrikan dan hal-hal yang bertentangan seperti tayangan yang berisi pornografi dan kekerasan.
- Menceritakan sejarah dan kisah nabi dan rasul dalam membela dan memperjuangkan akidah yang seperti kisah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Rasulullah SAW termasuk kisah para sahabat nabi
- Menuturkan kepadnya riwayat-riwayat yang shahih mengenai gambaran surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya dan neraka dengan berbagai azabnya yang pedih serta berbagai perkara-perkara Ghaib lainnya seperti azab kubur dengan demikian sejak dini anak Telah Memiliki gambaran yang benar tentang perkara-perkara Ghaib sehingga dapat memberikan pengaruh dalam kehidupannya.
Sumber : Muhammad Ishak Alik Munfaedah: Mendamba anak sholeh
0 comments:
Post a Comment