Setiap titik awal pengetahuan, temukan jawaban dan tambah wawasan.

Thursday, March 31, 2022

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN: KAITAN ANTARA PENDIDIKAN DAN TERBENTUKNYA STRATIFIKASI DAN DIFERENSIASI SOSIAL

Pixabay.com


BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat selalu bergerak dinamis seiring dengan kemajuan zaman. Semakin kompleks suatu masyarakat, maka terjadi pembagian kerja yang semakin rinci. Dalam masyarakat primitif, sebuah keluarga menjalankan semua fungsi sosial mulai dari merawat dan mendidik anak, mencari nafkah, membuat pakaian, membuat rumah, dan sebagainya. Hal tersebut berlawanan dengan masyarakat modern. Berbagai urusan dan kebutuhan hidup dikerjakan oleh orang-orang tertentu sesuai keahlianya. Misalnya pendidikan anak di serahkan kepada guru, perawat kesehatan dikerjakan oleh dokter, dan lain-lain.

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan tersebut akan menempatkan seseorang pada sebuah kedudukan kelas sosial. Semakin rinci pembagian kerja dalam suatu masyarakat, semakin banyak kelompok-kelompok sosial itu membentuk kebutuhan masyarakat. Ada dua macam kelompok sosial di masyarakat, yaitu kelompok-kelompok yang memiliki strata sama. Kelompok-kelompok dengan strata berjenjang dihasilkan oleh proses yang disebut stratifikasi sosial, sedangkan kelompok-kelompok yang tidak berjenjang dihasilkan oleh diferensiasi sosial.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan beberapa masalah diantaranya:

1. Apa pengertian dari stratifikasi sosial?

2. Apa pengertian dari diferensiasi sosial?

3. Bagaimana hubungan antara pendidikan dan terbentuknya diferensiasi sosial serta stratifikasi sosial?


C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dari stratifikasi sosial.

2. Untuk mengetahui pengertian dari diferensiasi sosial.

3. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dan terbentuknya diferensiasi sosial serta stratifikasi sosial.



 BAB II

PEMBAHASAN



A. Pengertian dari Stratifikasi Sosial

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan tersebut akan menempatkan seseorang pada sebuah kedudukan kelas sosial. Dalam suatu masyarakat, orang yang memiliki harta berlimpah lebih dihargai daripada orang yang miskin. Demikian pula orang yang lebih berpendidikan dihargai lebih daripada yang kurang berpendidikan. Atas dasar itu, kemudian masyarakat dikelompok-kelompokkan secara vertikal atau bertingkat-tingkat sehingga membentuk, lapisan-lapisan sosial tertentu dengan kedudukannya masing-masing.

B. Pengertian Stratifikasi Sosial

Sejak lahir, seseorang memperoleh sejumlah status tanpa memandang perbedaan antar individu atau kemampuan. Berdasarkan status yang diperoleh dengan sendirinya itu, anggota masyarakat di beda-bedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan kekerabatan, dan keanggotaan dalam kelompok tertentu, seperti kasta dan kelas. Berdasarkan status yang di peroleh ini, terjadilah stratifikasi atau lapisan di dalam masyarakat.

Masyarakat sebenarnya telah mengenal pembagian atau pelapisan sosial sejak zaman dahulu. Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki). Sedangkan Max Weber berpendapat bahwa stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan. Cuber juga mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. Stratifikasi sosial (Sosial Stratification) berasal dari  kata bahasa latin stratum (tunggal) atau strata (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

Di dalam masyarakat, ada orang-orang tertentu yang menduduki kelas sosial lebih tinggi, sedang yang lainya berada dikelas sosial lebih rendah. Perbedaan kedudukan diukur menurut penilaian warga masyarakat yang bersangkutan. Secara umum, kedudukan setiap warga masyarakat dapat dibagi dalam tiga strata (lapisan kelas), yaitu kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Pembagian ini tidak bersifat mutlak, namun berfariasi menurut kondisi maayarakat yang bersangkutan. Kelas sosial adalah suatu strata (lapisan) orang-orang yang berkedudukan sama dalam suatu kesatuan status sosial. Dapat dikatakan bahwa kelas sosial memiliki kebudayaan khusus atau subkultur. Sedangkan status sosial sendiri adalah posisi seseorang di dalam masyarakat yang didasari pada hak-hak dan kuwajiban tertentu. Stratifikasi sosial muncul dalam dua cara yakni disengaja dan tidak disengaja. Hal tersebut membuat kelas-kelas sosial di setiap masyarakat berbeda-beda.


C. Faktor-faktor Pembentuk Stratifikasi Sosial

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial. Pembedaan lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian system sosial setiap masyarakat. Stratifikasi sosial juga terbentuk karena di masyarakat terjadi persaingan untuk memperoleh sesuatu yang dianggap berharga, seperti sesuatu yang bernilai ekonomi. Berikut ini fakttor utama yang sering menjadi petunjuk dalam menentukan kelas sosial di masyarakat:

1. Faktor Ekonomi

Bentuk stratifikasi berdasarkan factor ekonomi terjadi sejak zaman Aristoteles. faktor-faktor ekonomi yang sering menjadi dasar terbentuknya kelas sosial antara lain kekayaan, penghasilan, dan kepemilikan alat produksi. Penghasilan adalah  pemasukan bersih yang diperoleh seseorang dalam jangka waktu tertentu.

Uang dan kekayaan dapat menentukan kelas sosial seseorang. Secara umum kekayaan dan uang masih merupakan faktor penting dalam menentukan perbedaan kelas sosial seseorang. Dengan mengukur tingkat pendapatan, uang dan kekayaan seseorang, maka diperoleh bentuk stratrifikasi sosial yang menggolongkan warga masyarakat menjadi kelas bawah atau atas.

2. Faktor Pekerjaan

Masyarakat memiliki penilaiantertentu terhadap setiap jenis pekerjaan. Ada jenis pekerjaan yang dianggap memiliki pestasi lebih dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainya. Penghargaan terhadap setiap jenis pekerjaan berbeda-beda antara satu dengan masyarakat yang lain. Misalnya di Indonesia secara umum, pekerjaan sebagai bpegawai negeri lebih tinggi kedudukanya daripada sebagai buruh pabrik. Demikian pula pekerjaan sebagai dokter dianggap lebih tinggi kedudukanya disbanding pekerjaan sebagai guru.

Penilaian seperti itu berhubungan dengan keahlian dan pendidikan yang menjadi syarat pekerjaan tersebut serta penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan itu. Namun ada pengecualian, misalnya seorang artis mampu memperoleh penghasilan jauh lebih tinggi daripada penghasilan seorang guru dalam sebulan. Walaupun demikian, masyarakat tetap menilai bahwa guru adalah jenis pekerjaan yang lebih tinggi dan terhormat dari pada artis.

3. Faktor Pendidikan

Latar belakang pendidikan dapat mempengaruhi kelas sosial seseorang. Ada dua alasan mengapa bisa demikian. Pertama, pendidikan tinggi memerlukan biaya dan motivasi. Artinya pendidikan hanya diperoleh bagi mereka yang mempunyai biaya dan motivasi untuk belajar. Walaupun demikian, tidak ada jaminan bagi kelas sosial yang mempunyai kemampuan financial dapat memperoleh pendidikan pada jenjang yang tinggi dengan mudah apabila mereka tidak memiliki motivasi. Sebaliknya, tidak mustahil bagi kelas sosial bawah untuk memperoleh pendidikan yang tinggi walaupun hanya dengan motivasi belajar yang kuat.

Kedua, setelah seseorang memperoleh pendidikan, maka terjadilah perubahan mental, selera, minat, tujuan hidup (cita-cita), tatakrama, cara berbicara, dan aspek gaya hidup lainya. Selain itu pendidikan juga membekali seseorang dengan keahliandan ketrampilan yang memungkinkanya memperoleh status sosial yang lebih baik.

4. Faktor Status Sosial 

Kelas sosial dimasyarakat terjadi karena adanya perbedaan status berdasarkan kehormatan. Disatu sisi ada kelas sosial yang memiliki status yang lebih tinggi dan terhormat, sedangkan disisi lain ada kelas yang tidak memiliki kehormatan seperti yang disebutkan tadi. Kelas terhormat biasanya eksklusif, membatasi kelas sosial dibawahnya, dan melarang adanya perkawinandengan orang luar kelas sosialnya. Status sosial berdasarkan kehormatan dalam masyarakat berupa kelas bangsawan.

5. Faktor Usia (Age Stratification)

Stratifikasi berdasarkan usia (Age Stratification) membagi masyarakat menjadi kelompok usia balita, anak-anak, remaja, remaja dan manula. Setiap kelompok memiliki hak dan kuwajiban berbeda. Oaring yang lebih muda selayaknya menghormati orang yang lebih tua. Salah satu contoh stratifikasi usia terdapat sistem pewarisan tahta kerajaan di Inggris, Jepang dan Belanda. Di ketiga negara itu, orang yang berhak mewarisi tahta adalah anak tertua dari keturunan raja atau kaisar. Dalam lingkup yang lebih luas, stratifikasi usia mengndung arti status kehormatan yang didasarkan kepada senioritas.


D. Ciri-ciri Stratifikasi Sosial

Adanya stratifikasi sosial membuat sekelompok orang memiliki cirri-ciri yang berbeda dalam hal kedudukan, gaya hidup, dan perolehan sumber daya. Ketiga cirri stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan kemampuan

Anggota masyarakat dari kelas (strata) tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan dengan anggota kelas sosial dibawahnya. Misalnya, orang kaya tentu mampu membeli barang-barang mewah dan membiayai pendidikan anaknya sampai jenjang tinggi bahkan sampai ke luar negeri. Berbeda dengan orang yang miskin. Harus berjuang keras untuk biaya hidup sehari-hari.

2. Perbedaan Gaya Hidup

Gaya hidup meliputi banyak hal, seperti mode pakaian, model rumah, selera makanan, kegiatan sehari-hari, kendaraan, cara bicara, hobi dan pergaulan. Orang yang berasal dari kelas atas (pengusaha besar atau pejabat tinggi), tentu memiliki gaya hidup yang berbeda dengan orang kelas bawah. Orang kalangan atas biasanya berbusana mahal dan bermerek, berlibur ke luar negeri, bepergian naik pesawat atau mobil sedangkan orang kalangan bawah biasanya sebaliknya.

3. Perbedaan Hak dan Sumber Daya

Hak adalah sesuatu yang dapat di peroleh atau dinikmati sehubung dengan kedudukan seseorang, Sedangkan sumber daya adalah segala sesuatu yang bermanfaat untuk mendukung kehidupan seseorang. Semakin tinggi kelas sosial seseorang maka hak yang diperolehnya bsemakin besar, termasuk kemampuan untuk memperoleh sumber daya. Misalnya, hak yang dimiliki seorang direktur sebuah perusahaan dengan hak yang dimiliki para karyawan tentu berbeda. Penghasilanya pun berbeda.


E. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:

Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat itu sendiri. Adapun lapisan tersebut dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya, melainkan berjalan secara alamiah.

Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.


F. Pengertian dari Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial yang muncul bersamaan dengan terbentuknya stratifikasi sosial, tumbuh sebagai konsekuensi dari bperubahan sosial. Seperti organism biologis, masyarakat berkembang semakin lama makin terspesialisasi dan kompleks atau heterogen. 

1. Pengertian Diferensiasi Sosial

Kalau kita memperhatikan masyarakat di sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai. Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klen), pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin.  Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertical seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah. Perbedaan itu hanya secara horisontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.

Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi dari pada golongan lainnya. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klen dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.

Sebagaimana disebutkan oleh Nasikhun bahwa perbedaan masyarakat secara vertical disebut stratifikasi sosial, sedangkan perbedaan masyarakat secara horizontal di sebut dengan diferensiasi sosial. Stratifikasi sosial muncul Karen ketimpangan distribusi dan kelangkaan barang berharga yang dibutuhkan masyarakat, seperti uang, jabatan, pendidikan, kekuasaan, dan semacamnya itu. Sedangkan diferensiasi sosial muncul karena adanya perbedaan agama, ras, (pengelompokan individu berdasarkan cirri fisik), etnis (pengelompokan individuates dasar cirri persamaan kebudayaan, seperti bahasa, adat sejarah, dan wilayah), atau perbedaan jenis kelamin.


2. Ciri-ciri yang Mendasari Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:

Ciri Fisik; Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu. Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.

Ciri Sosial; Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan. Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.

Ciri Budaya; Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dan sebagainya.


3. Bentuk-bentuk  Diferensiasi Sosial 

Masyarakat manusia pada dasarnya bisa dibedakan atau terdiferensiasikan menurut berbagai criteria seperti ciri fisik dan kebudayaan. Berikut bentuk-bentuk diferensiasi sosial.

a. Diferensiasi Ras

Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan cirri-ciri fisiknya, bukan budayanya. Para ahli antropologi  fisik umumnya membedakan ras berdasarkan lokasi geografis, cirri-ciri fisik seperti warna mata, warna kulit, bentuk wajah, warna rambut dan bentuk kepala. G. Cuvier (1812) membedakan masyarakat kedalam tiga ras pokok, yaitu:

Leukoderm (Leuko artinya putih) termasuk dalam ras ini adalah Europid, Polinesid, Weddid, Ainuid dengan ciri-ciri umum: wajah dan bagian-bagianya menonjol, rambut lurus hingga berombak, hidung sempit, tinggi. Contonya: orang-orang eropa dan polinesia.

Melanoderm (Melano artinya hitam) termasuk di dalam ras ini adalah Negrid, Melanesid, Pigmid, Australid dengan ciri-ciri umum: warna kulit agak gelap, rambut agak kriting, hidung sangat lebar, wajah prognat, bibir sangat tebal. Contohnya: orang Afrika, Aborigin di Australia, dan Melanesia.

Xantoderm (xanto artinya kuning) termasuk dalam ras ini adalah Mongoloid, Indianid, Khoisanid, dengan ciri-ciri umum: wajah mendatar dengan pangkal hidung rendah, dan pipi menonjol kedepan, rambut hitam lurus. Contoh: orang Asia, Indian, bangsa Khoisan di Afrika.

Seiring dengan perubahan sosial yang terjadi, perbedaan masyarakat ras akhirnya makin lama makin kompleks karena masyarakat semakin terbuka, baik secara budaya, sosial, maupun secara geografis.

b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)

Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan budaya. Suku bangsa memiliki kesamaann berikut : ciri fisik, kesenian, bahasa daerah, adat istiadat.

c. Diferensiasi Klen (Clan)

Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal). Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada: Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga).Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus,Tambun, Paranginangin; Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar; Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara,Daulay.

d. Diferensiasi Agama

Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat   pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi, diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama/kepercayaannya. Komponen-komponen Agama meliputi: Emosi keagamaan, sistem keyakinan, upacara keagamaan, tempat ibadah, dan umat.

e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)

Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai sumber penghasilan atau mata pencahariannya. Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan suatu ketrampilan khusus. Misalnya profesi guru memerlukan ketrampilan khusus, seperti : pandai berbicara, suka membimbing, sabar, dan sebagainya. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya. Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya, perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.

f. Diferensiasi Jenis Kelamin (Gender)

Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.

g. Diferensiasai Asal Daerah

Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi: masyarakat desa  yaitu kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa, masyarakat kota yaitu kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota. Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal berikut ini : perilaku, tutur kata, cara berpakaian, cara menghias rumah, dan sebagainya.

h. Diferensiasi Partai

Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran. Pada Pemilu tahun 1999 yang lalu terdapat 48 partai, pada Pemilu tahun 2004 mungkin jumlah partai sudah bertambah lebih banyak.


G. Hubungan Antara Pendidikan dan Terbentuknya Diferensiasi Sosial Serta Stratifikasi Sosial

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut pengertian pendidikan di atas, jelas lah bahwa pendidikan dan diferensiasi serta stratifikasi sosial mempunyai hubungan dan keterkaitan yang sangat erat, di mana tujuan pendidikan adalah kekuatan spiritual agama, pengendalian dri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan dimana sumaunya merupakan pecahan dari diferensiasi dan stratifikasi sosial.

Keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan tempat terjadinya proses pendidikan, di mana diferensiasi dan stratifikasi sosial sudah mengakar dan tak terpisahakan tempat terjadinya proses pembelajaran tersebut, dan terbentuknya diferensiasi dan stratifikasi sosial juga sangat di pengaruhi pendidikan. Pendidikan juga meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi, dimana kebudayaan lama dan pengaruh lingkungan sekitar akan sangat berpengaruh. 

Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat lebih disebabkan oleh adanya sesuatu yang dihargai lebih, baik itu kekayaan, kekuasaan, kehormatan, keturunan, maupun ilmu pengetahuan. Pendidikan atau ilmu pengetahuan dalam  masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau berpendidikan tinggi akan mendapat penghargaan lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak berpendidikan. Pendidikan merupakan salah satu dasar ter bentuknya stratifikasi sosial, dan mungkin dasar yang paling kuat karena orang yang mempunyai pendidikan akan lebih mudah dalam mendapatkan kekuasaan, kehormatan dan akan yang merupakan dasar terbentuknya stratifikasi sosia.



 BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

Diferensiasi adalah klasifikasi terhadap perbedaan-perbedaan yang biasanya sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi dari pada golongan lainnya.

Pendidikan dan diferensiasi serta stratifikasi sosial mempunyai hubungan dan keterkaitan yang sangat erat, di mana tujuan pendidikan adalah kekuatan spiritual agama, pengendalian dri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan dimana sumaunya merupakan pecahan dari diferensiasi dan stratifikasi sosial.


B. Saran

Penulis telah menyelesaikan makalah ini dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kurang lebihnya penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.



 DAFTAR PUSTAKA


Faisal, Sanapiah, Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Narwoko, J.Dwi & Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2004

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Sunarti, Sri, Suhardi, Sosiologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Wahyu, Ramdani, ISD (Ilmu Sosial Dasar). Bandung : Pustaka Setia, 2007

http://anaktarbiyahmpi.blogspot.com/2017/09/pendidikan-dan-terbentuknya.html

Share:

Wednesday, March 30, 2022

BAB II LANDASAN TEORISTIS PTK ( MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 3 SMA

Pixabay.com 

 

BAB  II

LANDASAN TEORITIS


A. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

1.Pengertian Belajar

Rumusan mengenai pengertian belajar, beberapa ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar. Menurut Slameto, Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri. Sementara itu, Nana Sudjana memberikan pengertian, bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa pengetahuan, pengalaman, sikap, tingkah laku, ketrampilan dan aspek-aspek lain yang merupakan hasil dari belajar. Selanjutnya, ada yang mendefinisikan: “belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 

Dengan demikian dapatlah dikatakan, belajar yaitu  perbuatan siswa dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang  intelektual pada khususnya. Jadi  belajar merupakan hal yang pokok. Belajar merupakan suatu perbuatan pada sikap dan tingkah laku yang lebih baik,  tetapi kemungkinan mengarah pada tingkah  laku yang lebih buruk.

Selanjutnya, untuk dapat disebut belajar maka perubahan harus merupakan  akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhasi-hari , berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat  dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seseorang  yang sedang mengalami belajar. Jadi, yang dimaksud  dengan belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi prosesnya  terjadi secara internal di dalam diri indivdu dalam penguasaan memperoleh hubungan-hubungan baru.



2. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil   ynag telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasul yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.

Jadi prestasi  adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar  menginginkan hasil yang baik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya  supaya prestasinya berhasil degna baik. Sedan pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.


3. Pedoman Cara Belajar

Untuk memperoleh prestasi/hasl belajar yang baik dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang  lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.

Oleh Karena itu, tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi factor yang paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri. Untuk dapat mencapai kemampuan berbicara yang sebaik-baiknya harus mempunyai kebiasaan belajar yang baik.


B. Tinjauan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Tentang Iman kepada Hari Akhir.

1.) Pengertian Hari Akhir

Hari akhir yakni hari dimana seluruh kehidupan yang ada di alam semesta ini berakhir, Hanya Allah yang maha kekal.hari kiamat di tandai dengan bunyi terompet sangkakala oleh malaikat isrofil atas perintah dari Allah SWT.sebagai manusia yang beriman, kuta wajib untuk beriman kepada hari akhir.iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima.iman artinya meyakini sepenuh hati yang di ucapakan secara lisan dan diwujudkan secara perbuatan.iman kepada hari akhir berarti mempercayai bahwa seluruh alam semesta dan segala isinya pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan mempercayai bahwa setiap kehidupan di dunia ini akan ada kehidupan yang kekal yakni di akhirat nanti..

2.) Ayat yang menjelaskan tentang hari kiamat.

QS AL Qariah ayat 1-5 yang artinya : Apakahh hari kiamat,(1) Apakah hari kiamat itu ?(2). Tahukah kamu apakah hari kiamat itu ?(3). Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran.(4). Dan gunung-gunung adalah seperti yang dihambur-hamburkan.(5)

3.) Macam-Macam Kiamat

Hari akhir atau kiamat pada dasarnya terdiri atas dua macam,yaitu kiamat Sugra dan kiamat kubra.

a) Kiamat Sugra.

Kiamat sugra(kiamat kecil) adalah peristiwa berakhirnya setiap                            makhluk yang bernyawa dan hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian,banjir,longsor,gempa bumi,dan lain-lain.Allah berfirman dalam surat Ali imron ayat 185 yang artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu.Barang siapa dijauhkan dari neraka dan di masukkan di dalam Surga,maka sungguh ia telah beruntung.Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

b.) Kimat kubra.

Kiamat kubra adalah peristiwa hancurnya seluruh alam semesta sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain,yaitu alam akhirat.Peristiwa yang terjadi saat kiamat kubra merupakan peristiwayang sangat dasyat,diawali dengan tiupan sangkakala yang pertama. Setelah itu bumi terangkat dan bergoncang hebat,gunung-gunung terlepas dari tempatnya,berterbangan dan bertabrakan seperti kapas yang di tiyup angin,dan bumi pun mengeluarkan isi perutnya. Allah berfirman dalam surat Al Zalzalah 1-6 yang artinya: Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan( yang dasyat )(1). Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang di kandung)nya.(2). Dan manusia bertanya:"mengapa bumi(menjadi begini)?.(3). Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.(4) Karena sesungguhnya tuhanmu telah memerintahkan yang( sedemikian itu)kepadanya.(5) Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-maca,supaya di perlihatkan kepada mereka(balasan) pekerjaan mereka.(6)

4. Nama lain hari kiamat

Al quran menggunakan istilah yang beraneka ragam tentang hari akhir atau kiamat, sekaligus sebagai penjelasan proses berlangsungnya,antara lain sebagai berikut.

a) YAumul al qiamah.yaitu hari penegakan keadilan.suatu hari yang ditentukan untukmelangsungkan pengadilan bagi setiap makhluk dan selanjutnya mendapatkan keputusan yang maha benar dari Allah Swt.

b)Yaumul akhir.

yaitu hari yang paling akhir dari sejarah makhluk sebelum kembali ke alam baqa.

c) Yaumul Zalzalah,karena pada hari itu terjadi kegoncangan yang sangat dasyat.

d) yaumul ghosyiyahi,karena pada hari itu Allah memberikan balsan kepada umat manusia,yang beriman akan dimasukan kedalam surga sedang orang yg kafir akan di masukkan kedalam neraka.

e)  Yaumu al tanad,yaitu pada hari setiap manusia orang menemui kesulitan dan penderitaan.

f) Yaumul al wa'iid,yaitu hari ketika Allah melaksanakan ancaman berupa adzab kepada setiap makhluk yang tidak melaksanakan perintahnya.

g) Yaumul al khizy, yaitu ketika Allah menghinakan orang-orang yang durhaka kepadanya.

h) Yaumul al wazni, Yaitu hari penimbangan amal baik dan buruk yang menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.

5) Tanda-tanda Hari Akhir.

Tidak seorang pun yang mengetahui kapan datangnya hari akhir,termasuk nabi Muhamad saw .Akan tetapi,Rosulullah saw,telah menjelaskan Akan datangnya hari akhir.dr HR.hudzaifah bin asid Abu sarihah.r.a., Rosulullah bersabda yang artinya : 

"Tidaklah hari kiamat akan terjadi sampai terjadi sepuluh tanda-tanda: terbitnya matahari dari tempat tengelamnya,munculnya Dajjal,awan,hewan melata, ya'juj dan ma'juj,keluarnya isa bin maryam,terjadinya tiga gerhana,gerhana di timur,gerhana di barat dan gerhana di tanah arab, serta api yang keluar dari dalam Qar'adn abyan.yang menggiring manusia kepadang Masyar.Api itu akan berhenti bersama mereka jika mereka berhenti,dan akan bicara dengan mereka jika mereka bicara." 

Tanda-tanda hari akhir di bagi menjadi dua,yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda kiamat besar.

a)  Tanda-tanda kiamat kecil.

1). Hamba sahaya perempuan yang melahirkan tuanya.

2). Ilmu agama di anggap tidak penting.

3).Perzinaan,minuman keras,fitnah,pembunuhan meraja lela        dimana-mana

4).  jumlah wanita lebih banyak di bandingkan peria

5). Banyak terjadi gempa bumi/ bencana alam


b) Tanda-tanda kiamat besar 

(1) Mata hari terbit dari barat.

(2) Munculnya binatang ajaib yang dapat berbicara

(3) Rusaknya kakbah

(4) Semua manusia menjadi kafir dan lenyapnya Al quran

(5) Berkuasanya bangsa ya'juj dan ma'juj.


6) Hikmaah Beriman kepada Hari kiamat.

(1) Dengan iman kepada hari akhir senantiasa memotivasi untuk brtamal kebajikan dengan ikhlas mengharap ridho Allah Swt.

(2) Senantiasa membendung niat-niat  yang buruk apalagi melaksanakanya.

(3)  menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang ada  dinunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

(4) Adanya rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah di dunia dan di akhirat.

(5). Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah dengan mengharapkan mau'nah pada hari itu.


  


C. Tinjauan tentang Metode Ceramah dan peraktek .

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode  atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain. Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :


1.Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.


2.Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.


3.Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.


4.Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa.


Metode ceramah  sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.

Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari katalego(bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadilecture method atau metode ceramah.Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya.Metode ceramah dalam proses belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah. Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng.Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :


Kelemahan metode ceramah :

1.Mudah menjadi verbalisme.

2.Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.

3.Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.

4.Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.

5.Cenderung membuat siswa pasif.


Kelebihan metode ceramah :

1.Gurumudah menguasai kelas.

2.Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.3.Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

4.Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

5.Gurumudah menerangkan pelajaran dengan baik.

6.Lebih ekonomis dalam hal waktu.

7.Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.

8.Dapat menggunakan bahan pelajaranyang luas

9.Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.

10.Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.

11.Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain



C. Hipotesis Tindakan

Dengan Penerapan metode ceramah dan peraktek dapat  meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi Pendidikan Agama Islam pada kelas XIIsemester 1 Tahun Pelajaran  2018/2019

Share:

Friday, March 25, 2022

MAKALAH MEMAHAMI KOLABORASI ANTARA PERSPEKTIF SOSIOLOGI DENGAN PENDIDIKAN ISLAM

Pixabay.com


 BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Dalam masyarakat tentunya sering ditemukan beberapa pandangan yang berbeda satu dengan lainnya. Kenyataan sosial dalam masyarakat pula, sosiologi pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang diberikan pada perguruan tinggi Islam negeri yang bertujuan agar mahasiswa mampu memahami prinsip sosiologi pendidikan Islam dan mengenali masalah pendidikan Islam atas dasar prinsip tersebut. Penilaian atas sebuah realitas sosial dalam pendidikan dan masyarakat umumnya dimulai dengan asumsi yaitu dugaan individu yang belum teruji kebenarannya. Dari asumsi-asumsi tersebut berkembang menjadi perspektif, atau pandangan yang dapat dipahami oleh setiap individu.

Dalam melihat kenyataan sosial atau biasa disebut dengan realitas sosial dalam pendidikan dan masyarakat juga demikian. Penalaran atau penilaian atas sebuah realitas umumnya dimulai dengan asumsi ( assumption ), yaitu dugaan individu yang belum teruji kebenarannya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai kolaborasi antara perspektif sosiologi dengan pendidikan islam yang akan dibahas pada makalah dibawah ini.


B.Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan perspektif sosiologi ? 
  2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan islam ?
  3. Bagaimana kolaborasi antara perspektif sosiologi dengan pendidikan islam ?


C. Tujuan Penulisan

  1. Untuk mengetahui pengertian dari perspektif sosiologi.
  2. Untuk mengetahui pengertian dari pendidikan islam.
  3. Untuk memahami kolaborasi antara perspektif sosiologi dengan pendidikan islam.


BAB II

PEMBAHASAN


A. Pengertian perspektif sosiologi

Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang suatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara – cara tertentu. Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang relevan dengan fenomena yang terpilih dari konsep-konsep tertentu untuk dipandang secara rasional. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa perspektif adalah kerangka kerja konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan tindakan dalam suatu konteks situasi tertentu.

Dalam konteks sosiologi juga memiliki perspektif yang memandang proses sosial didasarkan pada sekumpulan asumsi, nilai gagasan yang melingkupi proses social yang terjadi sehingga menjadi perspektif pedekatan, atau kadang disebut paradigma ketiga-tiganya merupakan cara sosiologi dalam mempelajari masyarakat.Walaupun perspektif tersebut berbeda, bahkan kadang saling bertolak belakang, antara satu dengan yang lain, namun, sekali lagi perspektif ini hanya merupakan cara pendekatan untuk mengkaji masyarakat. Jadi dapat disimpulkan, bahwa perspektif sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses social kehidupan di dalamnya. Pada perkembangan selanjutnya terdapat tempat perspektif dalam sosiologi, yaitu perspektif evolusionis, dan perspektif konflik.


B. Pengertian Pendidikan Islam

Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa arabnya adalah “ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya “tarbiyah wa ta’lim” sedangkan “pendidikan islam” dalam bahasa arabnya adalah “tarbiyah islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi muhammad SAW.

Pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” (opvoeding) kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan “ menumbuhkan” kemampuan dasar manusia.

Jadi, Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan sseseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi.


C. Kolaborasi antara Perspektif Sosiologi dengan Pendidikan Islam

Dalam displin ilmu Sosiologi Pendidikan Islam, terdapat berbagai logika teoritis (pendekatan) yang dikembangkan sebagai perspektif utama sosiologi yang seringkali digunakan sebagai landasan dalam melihat fenomena  pendidikan Islam di masyarakat.   yaitu:  evolusionis, fungsionalis, interaksionis dan konflik. Masing-masing perspektif itu memiliki karakteristik sendiri-sendiri bahkan bisa jadi penggunaan perspektif yang berbeda dalam melihat suatu fenomena  pendidikan Islam akan menghasilkan suatu hasil yang saling bertentangan. Pembahasan berikut ini akan memaparkan bagaimana keempat perspektif tersebut dalam melihat fenomena  pendidikan Islam yang terjadi di masyarakat. 


D. Evolusionis

Perspektif ini memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat manusia tumbuh dan berkembang. Pandangan seperti ini didasarkan pada karya Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Ibnu Khaldun.  Ibnu Khaldun memandang   ilmu dan pendidikan sebagai suatu gejala konklusif yang lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembangannya didalam tahapan kebudayaan, akal mendorong manusia untuk memiliki pengetahuan yang penting baginya di dalam kehidupannya yang sederhana, lalu lahirlah ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan masa kemudian lahir pula pendidikan sebagai akibat adanya kesenangan manusia dalam memahami dan mendalami pegetahuan. 

E. Fungsionalisme

Disebut juga teori strukturalisme fungsional. Fungsionalisme merupakan teori yang menekankan bahwa unsur-unsur di dalam suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling bergantung dan menjadi kesatuan yang berfungsi sebagai doktrin atau ajaran yang menekankan manfaat kepraktisan atau hubungan fungsional.Dalam hal ini pendidikan Islam harus mempunyai fungsi,  pendidikan Islam bukan ilusi, tetapi merupakan fakta sosial yang dapat diidentifikasi dan mempunyai kepentingan sosial.

F. Konflik

Pendekatan ini terutama didasarkan pada pemikiran Karl Marx. Teori konflik melihat masyarakat berada dalam konflik yang terus-menerus di antara kelompok atau kelas.  Selain Marx dan Hegel tokoh lain dalam pendekatan konflik adalah Lews Coser.  Kata konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan, teori konflik ini mengasumsikan bahwa masyarakat terdiri dari kelompok yang memiliki kepentingan satu sama lain. Mereka selalu bersaing untuk mewujudkan hasrat dan kepentingan mereka. Sehingga seringkali bermuara pada terjadinya konflik antara satu komunitas masyarakat dengan komunitas lain.  Menurut Lewis Coser, ketika terjadi konflik antara satu komunitas dengan komunitas lain, hubungan di antara anggota komunitas cenderung  bersatu, sekalipun sebelumnya terjadi konflik. Sebaliknya jika tidak ada konflik antar komunitas, terdapat kecenderungan disintegrasi. Tidak ada rasa senasib, rasa bersama, dan solidaritas antar anggota.

G. Interaksionis

Pandangan ini mengkaji dari interaksi simbolik yang terjadi di antara individu dan kelompok masyarakat. Tokoh yang menganut pandangan interaksionis misalnya G.H Mead dan C. H Cooley. Mereka berpendapat bahwa interaksi manusia berlangsung melalui serangkaian simbol yang mencakup gerakan, tulisan, ucapan, gerakan tubuh, dan lain sebagainya. Pandangan ini lebih mengarah pada studi individual atau kelompok kecil dalam suatu masyarakat, bukan pada kelompok-kelompok besar atau institusi sosial. Interaksi antara manusia satu dengan lainnya selalu mempunyai motif tertentu guna memenuhi tuntutan hidup dan kehidupan mereka masing-masing. 

Interaksi yang berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat bernilai edukatif apabila interaksi yang dilakukan dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif. Dengan konsep di atas, memunculkan istilah guru di satu pihak dan anak didik di lain pihak. Keduanya berada dalam interaksi edukatif dengan posisi, tugas dan tanggung jawab yang berbeda, namun bersama-sama mencapai tujuan.

 

BAB III

PENUTUP


A. Kesimpulan

Perpektif  sosiologi merupakan pola pengamatan ilmu sosiologi dalam mengkaji tentang kehidupan masyarakat dengan segala aspek atau proses sosial kehidupan didalamnya dan suatu kumpulan asumsi maupun kenyakinan tentang suatu hal, dengan perspektif orang akan memandang suatu hal berdasarkan cara-cara tertentu. Perspektif membimbing setiap orang untuk menentukan bagian yang relevan secara rasional.

Pertama adalah perspektif evolusionis, perspektif ini merupakan perspektif teoretis yang paling awal dalam sosiologi. Perspektif ini memberikan keterangan yang memuaskan tentang bagaimana masyarakat manusia tumbuh dan berkembang. Kemudian perspektif fungsionalis, dalam perspektif ini, masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja sama secara terorganisasi dan teratur, serta memiliki seperangkat aturan dan nilai yang dianut sebagian besar anggota masyarakat tersebut. 

Perspektif interaksionisme, perspektif ini cenderung menolak anggapan bahwa fakta sosial adalah sesuatu yang determinan terhadap fakta sosial yang lain. Bagi perspektif ini, orang sebagai makhluk hidup diyakini mempunyai perasaan dan pikiran. Sedangkan perspektif konflik, pemikiran perspektif konflik menekankan pada adanya perbedaan pada diri individu dalam mendukung suatu sistem sosial. 


B. Saran

Dari beberapa Uraian diatas jelas banyak kesalahan serta kekeliruan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karna itu, kami harapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya salah dan lupa.


 

DAFTAR PUSTAKA


Khaldun, Abdurrahman Ibnu. 2001. Muqaddimah Ibnu Khaldun. Jakarta : Pustaka Firdaus.

https://sayyidabdullah.blogspot.com/2016/11/makalah-perspektif-perspektif-dalam.html, diakses pada tanggal 11 Nopember 2018.

M.Arifin. 1991. ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi aksara.

Horton, Paul B. 2006. Sosiologi. Jakarta : Erlangga.

Drajat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


Share:

Monday, March 14, 2022

BEBERAPA PRINSIP MENDIDIK ANAK

 

Pixabay.com

Mendidik anak dengan cara yang baik adalah mendidik mereka sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. Disamping itu aspek-aspek teknis dalam mendidik anak dikembalikan kepada orang tua dengan memilih cara-cara yang dianggap paling tepat. 

Menurut Al-Munawy dalam Faidhul Al-Qadir mendidik anak adalah dengan melatih jiwa mereka, mendidik dengan akhlak yang baik dan melatih mereka untuk melakukan tuntunan-tutunan syara'. Memuliakan mereka tidak dengan kemewahan dunia dan melampiaskam keinginan mereka namun mendidik mereka dengan adab-adab yang terpuji baik ucapan maupun tundakan.

Beberapa pelajaran dari sejumlah riwayat yang dapat dijadikan sebagai panduan antara lain

A. MENDIDIK DENGAN KASIH SAYANG

Abu Hurairah ra berkata: Nabi saw mencium Hasan bin Ali ra. Lalu Aqra' bin habis berkata: " Saya memiliki sepuluh anak dan saya tidak pernah mencium seorang pun dari mereka." Maka Rasulullah menjawab : " Barang siapa yang tidak menyayangi maka tidak akan disayangi. " ( HR. Bukhari dan Muslim ). 

Dalam riwayat lain Rsulullah memerintahkan untuk selalu menyayangi anak dan melarang marah ketika mendidik seseorang. 

Dari Abu Hurairah ia berkata: " Seorang sahabat Ansar suatu waktu berada disisi Rasulullah saw sementara ia membawa anaknya. Ia pun memeluk dan menyayanginya. Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: " Apakah engkau menyayanginya " ? Ia berkata : " Betul ya Rasulullah." Beliau lalubersabda: " Allah lebih menyayanginya dari pada kamu. Dan Ia  sangat sayang pada orang-orang yang penyayang. " ( HR. Al-Baihaqy ) 

Dari riwayat hadis diatas dapat kita simpulkan  bahwa dalam mendidik anak  kita diperintahkan untuk selalu menyayangi mereka dan mendidik dengan penuh kasih sayang.  Dan dalam hadis diatas juga disebutkan bahwa siapapun orang yang ingin disayangi oleh orang lain maka hendaklah selalu menyayangi orang lain. 

Dari Muawiyah bin Hakam as Sulamy ia berkata: " Saya shalat bersama Rasulullah saw, tiba-tiba seseorang bersin maka saya mengatakan : Yarhamukallah ( semoga Allah merahmatimu ). Orang-orang pun memandangi saya. Saya lalu berkata: "Ada apa. Mengapa kalian memandangi saya ?". Mereka pun memukul tangan tangan mereka ke paha. Ketika saya melihat mereka, mereka berupaya mendiamkan saya. Saya diam. Tatkala Rasulullah saw selesai shalat, maka demi dan ibuku. Saya tidak pernah melihat seorang pendidik sebelum dan setelahnya yang paling baim dari beliau. Demi Allah yang tidak membenci, memukul dan menghardik saya. Beliau bersabda: " Sesungguhnya shalat tidak boleh diucapkan perkataan manusia akan tetapi tasbih, takbir, dan bacaan Al-Quran.( HR. Muslim )

B. MENCINTAI SEPENUH HATI

Dari Muawiyah bin Qurrah dari bapaknya ra. Bahwa seorang laki-laki bersama seorang anaknya mendatangi rasulullah saw, lalu bertanya: " Apakah engkau mencintainya?" ia menjawab: "Wahai Rasulullah saya mencintaimu demi Allah swbagaimana saya mencintainya". Lalu orang tersebut menghilang dari Rasull saw. Kemudian beliau bertanya: " apa yang dilakukan ibn fulan? Mereka menjawab: "wahai rasulullah ia telah meninggal dunia". Beliau kemudian bersabda kepada Bapaknya: " Tidakkah engkau senang ketika engkau mendatangi pintu-pintu syurga maka engkau berjumpa denganya ? ( HR. An-Nasai dan Ahmad ) 

Meskipun demikian Rasulullah menginggatkan agar kecintaan kepada anak tidak melebihi cinta kepada Rasulullah saw.

Rasulullah bersabda : " Demi jiwaku yang berada didalam genggamanya. Tidak beriman seorang diantara kalian hingga aku lebih dicintai dari orang tuanya, anak-anaknya dan seluruh manusia ."( HR. Bukhari, Muslim dan An-Nasai  ) 

Datangnya seorang Anak dalam keluarga memang merupakan suatu Anugrah yang sangat luar biasa bagi keluarga,  Takhanya bagi kedua orang tuanya kebahagiaan pun juga akan tercermin dan terasa dari kedua kakek neneknya.  Anak merupakan suatu elemen penting dalam kesempurnaan keluarga. Mencitai anak dengan sepenuh hati merupakan naluri seorang manusia dan wajar akan adanya, akan tetapi  kita selalu diingatkan bahwa kecintaan kita kepada anak dan keluarga jagan sampai melebihi kecintaan kita terhadap Allah dan Rasullnya. 


C. MENDOAKAN KEBAIKAN ATAS ANAK

Allah berfirman dalam surah Al-Furqon ayat. 74. ' Dan orang-orang yang berkata: Ya Allah karuniakanlah kepada kami istri-istri dan anak-anak yang menjadi penyejuk hati dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang beriman. 

Dalam hadis lain Nabi bersabda: " janganlah kalian mendoakan keburukan atas diri kalian, atas anak-anak kalian dan atas harta benda kalian. Janganlah kalian berdoa bertepatan ketia Allah mengabulkan doa sehingga ia mengabulkan doa kalian" ( HR. Muslim )

Dari Abu Hurairah ra.beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: " Tiga doa yang tidak lagi ada keraguan akan dikabulkan eh Allah swt yaitu: doa orang yang dizhalimi, doa orang yang melakukan perjalanan dan doa orang tua kepada anaknya" ( HR. Tirmidzi dan Ahmad )

D. MEMBERIKAN KESEMPATAN ANAK UNTUK BERMAIN

Dari Aisyah ra ia berkata:  Saya bermain boneka - boneka di sisi Rasulullah SAW dan saya memiliki sejumlah sahabat yang bermain-main dengan saya, ketika Rasulullah SAW masuk mereka menghindar ke balik tabir, maka Rasulullah mendorong mereka kepadaku agar mereka bermain dengan saya (  HR Bukhari dan Muslim )

Meski demikian waktu waktu bermain juga perlu diperhatikan sehingga tidak memberikan dampak negatif bagi anak salah satunya tidak membiarkan mereka bermain ketika masuk waktu petang.

Al-Ghazali juga memberikan nasihat akan pentingnya permainan bagi seorang anak sebagaimana yang dikutip oleh jamal Abdurrahman:  Seorang anak diperbolehkan untuk melakukan permainan yang ringan-ringan bukan permainan yang berat setelah selesai belajar. Hal tersebut di lakukan untuk memulihkan stamina nya namun dengan catatan tidak sampai membuat letih. Demikian pula setelah sekolah mereka diizinkan untuk bermain untuk menghilangkan kepenatan belajar. Karena melarang anak bermain dan menyibukkannya belajar akan mematikan hatinya, memperlambat kecerdasannya, menyulitkan hidupnya. demikian pula seorang anak dibiasakan untuk berjalan bergerak dan olahraga hingga ia tidak diliputi rasa malas ( Ihya Ulumuddin )

Share:

Wednesday, March 9, 2022

Honest, Trustworthy, Respectful and Obedient to parents

Pixabay.com


What do you know about good morals? Who should have commendable morals?

Moral comes from the Arabic word khuluq which means behavior, character or temperament. In terms of morality, namely the nature of a person, has been attached and will usually be reflected in the behavior of the person. Praiseworthy morality is also known as akhlaql Maheasy or Karimah. Akhlakul karimah for example: patient, honest, humble, generous, polite, persistent, willing to sacrifice, fair, wise, gentle, polite, trusting and others. This time we will discuss about morality.

a). honest nature

What does honest mean? Honesty is a match between the words spoken and the actions taken by someone. That is, someone can be said to be honest if he says something that is in accordance with the truth accompanied by the appropriate action. Getting used to being honest means getting used to doing and telling the truth. Someone who is honest will be loved by Allah and many people. Also will be trusted by others. Humans must adhere to honesty by paying attention to the principle of truth in every action that is faced and carried out. Because honesty is an Islamic teaching. One of the commands to say the truth is explained in Surah at Taubat verse 119

Meaning: O you who believe, fear Allah and be with those who are truthful.

The opposite of honest is a lie. A lie is telling something different from the truth even if it is not intentional. Lying or lying is strictly prohibited in Islam. Lying is a trait of hypocrisy.

Here are some examples of honest traits that can be found in everyday life from the family environment to the wider community.

1). Examples of being honest in the family are telling parents about school exam results even though they get bad grades, returning the shopping money given by parents and being honest when they make mistakes.

2). An example of being honest in a school environment. Honesty can be found when doing assignments or exams without cheating, returning library books on time and telling the truth to friends and teachers.

3). An example of honesty in the community. Examples of being honest can be in the form of obeying traffic signs on the road, receiving a ticket from an officer for his own fault due to violating traffic signs. Provide real information, when someone asks for the address on the street and others. so start being honest with your teachers, brothers and friends. Do what is right and speak what is right. Be a brave person to always be honest.


B). trust

Trust means trustworthy. A trustworthy person is someone who can be trusted to do something. The mandate is applied by the prophets and apostles in the form of always conveying all teachings without being hidden. Prophet Muhammad SAW is an example of a trustworthy person. Before he was appointed as an apostle he had earned the title al-amin, which means: trustworthy. the opposite of amanah is treason, (untrustworthy) trustworthy behavior in everyday life can be realized through the following activities:

1). Keep the deposit and return it to its original state. If we are entrusted with something by someone else, for example, valuable items such as gold, houses, or other items, then we must take care of these items as well as possible. When the deposited item is taken back by the owner, we must return it as usual.

2). Keep secret. If it is trusted by others to keep secrets, be it personal, family or other secrets, it is obligatory for us to keep it so that it does not leak to others.

3). Do not abuse position. Position is a mandate that must be maintained. If we are given a position in any form we must keep that anger. Misuse of office for personal, family, or group interests is a disgraceful act that violates the trust.

4). Preserve all the blessings that have been given by Allah SWT. In the form of: Age, property, knowledge, health and others. All the blessings given by Allah SWT to mankind are a form of trust that must be maintained and utilized as well as possible.


C). respect and obey parents and teachers

1). respect and obey parents

Allah SWT commands humans to always respect and obey their parents. Mother has been struggling to conceive us for about 9 months. Father works to earn sustenance for us day and night. Both of our parents work hard to make their children happy. In return for our kindness to our parents, we must obey and obey them both. Among the ways to do good to parents are:

a). Heed their advice

b). then love them

c). Be polite and courteous

d). Thanking them for raising us with so much love

e). Speak softly and don't speak harshly to them

God commands us to speak with gentle words to our parents. Never yell at them, Say harshly to parents including despicable morals.

F). Pray for them every time they finish performing the fardhu prayers.

"O Allah, forgive me and my parents and have mercy on them as they took care of me when I was little."


2). respect and obey the teacher

Apart from parents. We must also obey and obey the teacher. Teachers are our second parents. Teachers are our parents when we are at school, teachers are people who teach us to read and write in schools or madrasas. The teacher gives us general knowledge and religion. Teachers have a noble position in Islam, teachers have been instrumental in educating and providing useful knowledge to us. Therefore, we must also be respectful and obedient to him. How to be respectful and obedient to the teacher:

a). Give or say hello to the teacher first when you meet

b). Glorifying does not insult or berate the teacher

 c). Come to the place of study sincerely and full of enthusiasm

d). When studying, you should dress neatly and politely

f). Obedient and obedient to the teacher's orders

g). Pay attention to the teacher who is explaining the lesson

h). Show him humility, always be respectful and polite.


D). polite and respect friends

Polite means gentle. Good language and polite behavior. Polite people are usually patient, calm, polite, compassionate, and helpful. While respect means respect, heed and consider important to others. People who don't respect mean people who belittle or don't care about other people. Politeness is not only shown to parents and teachers, but also to our friends. If we are polite to our friends, we will have many friends. Be polite and respect friends, among others:

 1). Say hello and sweet-faced when meeting friends

2). Speak softly and calmly

3). Make friends with anyone without favoritism

4). Don't criticize friends with bad words

5). Saying thank you to friends who have contributed

6). Apologize to a friend if you are wrong or offended

7). Don't take your friends' rights by stealing, robbing and lying

8). Congratulations if friends get achievements

Share:

Tuesday, March 8, 2022

BELIEVE IN GOD

pixabay.com


What is meant by faith? How many pillars of faith are there?

Faith means belief or belief. According to the terminology, faith is something that is believed in the heart, spoken orally and manifested in an action. There are 6 pillars of faith.

The first pillar of faith is faith in Allah. This pillar of faith is the foundation of the other pillars of faith. Faith in God means believing in the heart that God exists, expressed in speech and carried out by practicing the commands and avoiding all the prohibitions.

So how do we recognize the existence of Allah swt? Allah swt can be recognized by his creatures through the verses of kauniyah (a sign of Allah's majesty in the universe or all of his creatures). And the syar'iyah/qauliyah verses (a sign of God's majesty in the shari'a/holy book).


A) KNOW GOD THROUGH THE UNIVERSE

Who created the universe? We believe that Allah swt is Al-Khaliq (the Creator). God created and cares for everything that exists in this life. Allah says in Surah Al-Fatihah Verse 2

Praise be to Allah, Lord of the universe.

Take a look at the sunrise in the morning! See also the natural scenery around you. There are mountains, towering trees, a sea full of fish. Also the sound of birds chirping from the trees around the rice fields. They are all God's creation.

The beauty of the universe and its contents show the omnipotence of God. The universe is very orderly. Between one planet to another planet does not collide. The whole universe moves in one order. How could the world and the universe move in such an orderly manner if no one created and governed it.

The explanation above is proof that Allah is the Lord of us all. He owns everything. Allah has governed the entire universe. No power can block his will.

Pixabay.com


B) KNOWING GOD THROUGH THE QURAN

The second way that we can get to know Allah other than through the universe is through the verses of the Qur'an. These verses touch various aspects that can show us to know and believe more in Allah swt. Allah says in Surah Al-An'am verse 2:

"The one who has such qualities is Allah, your Lord, there is no god but him. The Creator of all things, so worship him, and he is the preserver of all things."

In the verse it is explained that there is no god but him (Allah), this sentence is the creed of monotheism. The creed of monotheism is our testimony that there is no god but Allah. Therefore, we must always have faith in him. So that we always get a high degree in the sight of Allah, forgiveness and sustenance. As explained in Surah Al-Anfal verse 2-4

"Indeed those who believe are those who when the name of Allah trembles their hearts, and when the verses are recited their faith increases (because of it), and only in God they put their trust. (2) (namely) those who establish pray and spend part of the sustenance we have given them. (3). Those are the true believers. They will get several degrees of elevation with their Lord and forgiveness and noble sustenance (4) "

In addition to mentioning some of the advantages that a believer gets, the verse also describes the characteristics of a believer, including:

When the name of Allah is called, his heart trembles

- If the verses are read, the faith will increase

- put your trust in Allah

- The person who establishes the prayer

- Spend some of the sustenance to those in need.


C) KNOW GOD THROUGH ASMAUL HUSNA

1). Al-Basir

Al-basir means Allah is all-seeing. Allah sees all things even though they are soft and small. Allah sees everything in the heavens and on the earth and even in the entire universe.

Believing in the existence of Al-Basir can be done by looking at everything that was created by Allah swt. Including events that occur in nature. Such as natural disasters that often occur: floods, volcanic eruptions, tsunamis, and earthquakes.

After we know that Allah has the nature of Al-Basir, then we should imitate the nature of Al-Basir by using our eyes to see good things.

2) Al-Adl

Al-adl means Most Just. Al-Adl comes from the word adala which means straight and equal. Allah's justice is absolute, not influenced by anything and by anyone. The justice of Allah SWT is also based on the knowledge of Allah SWT, the Most Expansive, so it is impossible for the decision to be wrong. Allah SWT is the creator of all beauty and evil, good and evil. Allah SWT is fair to His creation, in this case there is a secret that is difficult to understand.

 a just person is a person who walks straight and his attitude is always

use the same size, not double size. A just person will do something appropriate, not arbitrary and try to decide cases fairly according to applicable law, not taking sides with anyone in deciding a case to justify what is right and what is wrong.

3) Al Azim

Al azim means Allah is the Greatest. Allah is the Supreme Being. Allah does not need other people. God can meet his own needs. Allah created the entire universe and all that is in it. God also provides sustenance, favors, bestows prosperity and gives us such great grace. Those are the marks of his majesty, none can exceed his majesty.

Wallahu A'lam

Share:

Monday, March 7, 2022

CARING FOR FELLOW HUMAN BEINGS

 

pixabay.com

The word care means to pay attention or pay attention to something. Caring means paying attention to something. So, social care means an attitude of paying attention to and or ignoring the affairs of other people (fellow community members). Social care is meant not to interfere in other people's affairs, but rather to help solve problems faced by other people with the aim of goodness and peace.

Humans were created by God as social beings, namely creatures who are always in relationship with each other. Cooperation with other people can be fostered properly if each party has social concerns. Therefore this trait is highly recommended by Islam. The opposite of social care is selfish.

In Surah Al-Kausar Allah swt says:

Indeed, we have given you (Muhammad) many blessings. So pray for your Lord, and sacrifice (as worship and draw closer to Allah). Indeed, it is those who hate you who are cut off (from Allah's mercy).

Surah Al-kausar above explains that Allah has given many blessings to the Prophet Muhammad. God's creatures, including humans, also get God's blessings every day. Therefore, we are commanded to pray and sacrifice.

The implementation of these two commandments is proof of gratitude for the abundance of God's many blessings. After the command to pray followed by the command to sacrifice. Sacrifice is worship that has two dimensions, namely: worship of Allah and social worship. This social worship is related to caring attitude.

Share:

Sunday, March 6, 2022

KEUTAMAAN SHADAQAH DALAM ISLAM

Freepik.com


Shadaqah merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing ditelinga umat islam karena sedekah merupakan salah satu cara untuk menarik harta yang lebih banyak. Orang yang sering bershadakah maka Allah akan menambahnya dengan berkali lipat. Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al- Baqarah ayat 261.

" Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia kehendaki, dan Allah maha luas, Maha mengetahui ( QS. AL- Baqarah 261 ).

pixabay.com


Dalam ayat lain Allah juga berfirman: 

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan ( Allah dan rasulnya ) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Niscaya akan dilipatgandakan pembayarannya kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak (QS. AL-HADID )

Nabi juga bersabda dalam haditsnya: 

Nabi bersabda: " Setiap muslim wajib bersedekah." Para sahabat bertanya: " jika dia tidak memiki sesuatu untuk disedekahkan"?. Beliau bersabda, " Hendaklah dia bekerja dengan tanganya sehingga berguna bagi dirinya, maka dia telah bersedekah." Mereka bertanya:" jika dia tidak mampu"? Beliau bersabda:"Dia memerintahkan kebaikan." para sahabat bertanya: " Jika dia tidak mampu "? Beliau bersabda: Hendaklah dia menolong orang yang sangat membutuhkan." para sahabat bertanya: "jika dia tidak mampu"? Nabi bersabda: " Hendaklah dia menganjurkan kebaikan ". Seorang sahabat bertanya: " jika dia tidak mampu "? Beliau bersabda: " Dia menahan diri dari kejahatan " maka itu sedekah untuknya ( HR. Al- Bukhari ) 

Hadis diatas menjelaskan  agar setiap muslim bersedekah setiap hari dan dalam hadis diatas juga dijelaskan bahwa sedekah itu bukan hanya berbentuk materi saja ( lihat: Teungku muhammad hasbi-al shiddieqey, Mutiara hadis 4 ) 

A). PENGERTIAN SHADAQAH 

Shadaqah berasal dari kata sadaqa yang berarti benar. Para fuqaha ( Ahli fiqih ) menjelaskan shadaqah merupakan suatu pemberian seorang muslim kepada seseorang secara sepontan dan suka rela tanpa di batasi waktu dan jumlah tertentu, serta suatu pemberian yang bertujuan sebagai kebajikan untuk mengharap ridha Allah swt.  Adapun pengertian shadaqah  dalam syariat baik hukum dan pengertianya sama denga infaq akan tetapi cakupan dari shadaqah lebih luas.

B). DASAR DAN HUKUM SHADAQAH.

Landasan hukum( dasar hukum ) disyariatkannya  shadaqah banyak ditemukan didalam Al quran dan As-sunah. Berikut dasar hukum dianjurkanya untuk shadaqah 

1) Al-Quran 

- Al-Mujadallah ayat 12. 

Artinya: " Wahai orang-orang yang beriman apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedeqah ( kepada orang miskin ) sebelum (melakaukan ) pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Tetapi jika kamu tidak memperoleh ( yang akan disedeqahkan) maka sungguh Allah maha pengampun, maha penyayang. " 

-  Al-Baqarah ayat 245 . 

"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak Allah menahan dan melapangkan ( rezeki ) dan kepadanya lah kamu dikembalikan. 

- Al-Haddid ayat 18. 

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan ( Allah dan rasulnya ) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Niscaya akan dilipatgandakan pembayarannya kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak."

- An-Nisa' ayat 114.

Artinya: "Tidak ada kebaikan dari banyaknya pembicaraan rahasia mereka kecuali pembicaraan rahasia dri orang yang menyuruh ( orang ) bersedeqah,atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Barang siapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah maka kami kelak akan memberinya pahala yang besar. 

2) As-sunnah ( Hadits Nabi ) 

-  Riwayat Abu Mas'ud al-Ansary 

Diriwayatkan dari Abu Mas'ud r.a ia berkata: Kami diperintahkan bersedeqah.  kata Abu Mas'ud : kami merasa tidak mampu ( bersedeqah sekedarnya ). Lalu Abu Aqil menyedekqahkan setengah gantang makanan.kemudian ada orang laian datang menyedeqahkan lebih banyak dari itu. Lalu orang-orang munafik berkata: Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan ini,dan tidaklah orang lain melakukan ini kecuali untuk dipamerkan. Maka turunlah ayat :  "orang-orang munafik yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memeberikan sedeqah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh ( sesuatu untuk disedeqahkan) kecuali sekedar kesanggupanya.( HR.Muslim ) 

- Riwayat Abu Hurairah :  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra . : Rasulullah pernah bersabda " Apabila seseorang memberikan sedeqah yang setara dengan kurma yang diperoleh dengan harta ( uang) yang baik dan Allah akan meneri.a sedeqah itu dengan tanganya ( yang kanan ) dan kemudian menambahkan pahala kepada orang itu., sebagaimana siapapun dari kamu yang membesarkan bayi kudanya, sedemikian besarnya sehingga menjadi sama besrnya dengan sebuah gunung. ( HR. Al-Bukhari ).

Shadaqah meskipun pada asalnya hukumnya Sunnah namun bisa saja hukumnya berubah dengan memandang keadaan yang ada berikut rincian hukum serta tuntutannya 

1). WAJIB

Bila shodaqoh ini diperuntukkan bagi orang yang amat membutuhkan dengan syarat shodaqoh ini merupakan harta lebih dari sang pemberi.

2). SUNNAH: 

Hal ini merupakan hukum asal dari shodaqoh ini 

3). MAKRUH: 

Bila memang harta yang dibutuhkan adalah harta yang sudah jelek 

4). HARAM: 

Yakni bila mengakibatkan munculnya larangan syariat seperti bershodaqoh pada orang yang akan menggunakan harta shadaqah  tersebut untuk berbuat maksiat.


C). KESUNAHAN DALAM SHADAQAH 

kesunahan kesunahan yang berhubungan dengan shodaqoh antara lain adalah

- Menyamarkan dalam memberi shodaqoh ini mengecualikan kalau sang pemberi adalah panutan masyarakat, maka yang lebih utama adalah memperlihatkannya.

- Shadaqah diutamakan untuk diserahkan pada kerabat dekat kemudian suami lalu kerabat jauh, tetangga, orang yang memusuhi, lalu orang-orang Saleh yang membutuhkan 

- Mengutamakan waktu yang dianggap Mulia dalam menyerahkan shodaqoh sunnah seperti di hari Jumat dan bulan Ramadan 

- Mengutamakan tempat yang dianggap mulya dalam menyerahkan shodaqoh sunnah seperti di Makkah Madinah, tempat ibadah, madrasah dan tempat lain  yang dimuliakan

- Bershodaqoh dengan sesuatu yang disukai sang pemberi dan air 

- Tidak adanya rasa enggan ( sombong ) dengan bershodaqoh pada sesuatu yang dianggap sedikit

- Shadaqah dengan kerelaan hati dan rasa senang dikarenakan pahala yang akan didapat kelak

- Tidak tamak terhadap doa orang yang diberi  agar pahala yang didapat lebih sempurna

- Bershodaqoh dengan sesuatu yang lebih dari kebutuhannya. Bila memang ia mampu bersabar dengan kekurangan. Bila tidak, justru  hukum makruh yang akan didapat 


D). KEMAKRUHAN DALAM SHADAQAH 

- Bershodaqoh dengan sesuatu yang sudah jelek.  Baju yang Sudah usang dan mata uang dari emas maupun perak

- Menerima shodaqoh dari orang yang hartanya bercampur dengan sesuatu yang haram

- Mengambil kembali harta yang sudah dia shadaqahkan dari si penerima dengan jalan jual beli atau yang lainnya

 

E). KEHARAMAN DALAM SHADAQAH 

- Bershodaqoh dengan kebutuhan keluarga di hari Itu. 

- Bershadaqah dengan harta yang digunakan untuk membayar hutang selama tidak bisa dikembalikan dengan jalan yang lain.

- Mengungkit-ungkit shadaqah 


F) KEUTAMAN BESHADAQAH

- Bersedekah tidak akan mengurangi rezeki. 

Jika kita melakukan sedekah tidak akan mengurangi harta atau rezeki kita. Justru Allah akan menggantinya dengan rezeki yang sebaik-baiknya.  Allah  berfirman pada Alquran surat Saba

Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya."

- Membuka pintu rezeki.

Dari Abu Hurairah ra " Rosulullah saw  bersabda: "Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat. Lalu salah satunya berkata, "Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya", sedangkan yang satunya lagi berkata, "Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa bersedekah justru akan membuka pintu rezeki yang baru.

- Dapat menghapus dosa-dosa. Hal ini sesuai sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi Rasulullah bersabda, "Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)

- Dijauhkan dari api neraka. Rasulullah saw  bersabda, "Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik." (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim)

- Merupakan amal jariyah. Sedekah merupakan salah satu amal jariyah yang pahalanya tidak akan pernah putus, bahkan saat kita sudah meninggal. Rasulullah bersabda, "Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik." (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.)

Wallahu A'lam.








Share:

Followers

BTemplates.com

Translate