Pixabay.com |
A. Pengertian Akhlak
Secara etimologi akhlak berasal dari bahasa arab al-akhlaq. Bentuk jamak dari kata al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat, atau watak. Secara terminologi akhlak merupakan pranata perilakun manusia dalam segala aspek kehidupan.
Akhlak adalah sifat yang bertanam dalam jiwa yang mendirongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memelukan pemikiran dan pertimbangan.
Adapun akhlak adalah kondisi diri yang dilahirkan tindakan-tindakan tanpa perlu berfikir dan pertimbangan. Jika keadaan itu melahirkan tindakan-tindakan yang baik menurut akal dan syariah, maka tindakan tersebut disebut akhlak yang baik, dan jika melahirkan tindakan-tindakan yang buruk maka disebut akhlak yang buruk.
Akhlak pada hakekatnya adalah: Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Dari pengertian di atas bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kehendak yang dibiasakan. Dengan kehendak menusia melakukan sesuatu perbuatan, baik lahir maupun batin, dan suatu perbuatan yang dibiasakan itu dinamakan akhlak. Oleh karena itu makna di atas mencakup perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi atau telah menjadi kebiasaan.
- Dari bermacam-macam pengertian di atas dapat disimpulkan behwa akhlak adalah:
- Perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi.
- Dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain.
- Perbuatan-perbuatan itu adalah perbuatan yang dapat diukur yaitu dengan tolok ukur baik dan buruk.
B. Dasar Hukum Akhlak
Dalam Islam, yang menjadi dasar hukum akhlak adalah Al-Quran dan Al-hadits. Kalau kita menengok kehidupan Nabi Muhammad saw bahwa segala perilaku dan tindakan beliau selalu mengikuti petunjuk dan ajaran Islam.
1. Al-Quran
Al quran adalah firman Allah yang diturunkan karena Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia sebagai petunjuk bagi setiap umat di sepanjang zaman dan pemeliharaannya dijamin oleh Allah SWT. Jadi Al-Quran itu merupakan firman Allah yang qothi sehingga secara mutlak harus diyakini kebenarannya. Firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat
Artinya: “Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
Pixabay.com |
2. Hadists
Al-Hadits atau sunah rosul yaitu segala perbuatan, ucapan atau ketetapan nabi yang merupakan cerminan akhlak yang harus diikuti serta diteladani.
Dalam firman Allah surat Al-Ahzab ayat 21
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
Pixabay.com |
C. Macam-Macam Akhlak
Akhlak dibagi menjadi dua macam yaitu: Akhlak yang baik atau akhlakul mahmuudah dan Akhlak yang buruk atau akhlakul madzmumah.
1. Akhlak Mahmuudah
Akhlak mahmuudah artinya akhlak yang terpuji, baik atau disebut juga akhlak karimah yang artinya akhlak yang mulia. Dalam pembahasan ini akhlak mahmuudah meliputi: akhlak mahmuudah kepada Allah, terhadap sesama manusia dan sesama makhluk lain.
Ketiga pokok-pokok akhlak tersebut perlu dikaji lebih lanjut untuk kemudian dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk sebuah prestasi yang menjadi idaman semua umat Islam yakni derajat insan kamil.
- Akhlak mahmuudah kepada Allah
Akhlak mahmuudah kepada Allah pada prinsipnya merupakan penghambaan diri secara total kepada-Nya”. Sebagai makhluk yang dianugrahi akal sehat, manusia wajib menempatkan diri pada posisi yang benar yakin sebagai penyembah yang memposisikan-Nya sebagai dzat yang kita pertuhankan.
Adapun yang termasuk bentuk penghambaan atau akhlak manusia kepada Allah diantaranya adalah:
Mengenali Tuhan dengan baik dan benar. Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, demikian halnya dengan akhlak kepada Allah. Kita sebagai manusia yang diciptakan-Nya dengan segala isinya wajib untuk mengetahui dan mengenal Allah yang telah menciptakan.
Membenarkan segala firman-Nya kita tahu bahwa dasar hukum akhlak salah satunya adalah Al-Quran, sehinggga secara mutlak manusia harus membenarkan seluruh isi kandungan Al-Quran. Dengan membenarkan segala yang difirmankan oleh Allah yang Maha Benar, berarti kita telah mempersiapkan diri kita menjadi manusia yang hidup secara benar.”
Mentaati perintah dan menjahui larangan-Nya. Ini merupakan wujud nyata diri akhlak mahmuudah. Ketaatan menjalankan perintahnya dilakukan secara konstan selama masih dalam kandungan sampai akhir hayat, dimanapun dan kapanpun kita berada. Takut terhadap siksa Allah, adalah takut melanggar semua perintah-Nya. Apabila melanggar perintah Allah berupa larangan, maka siksa Allah yang dalamnya..
Senantiasa mengingat dan menuji-Nya. Mengingat Allah bisa dilakukan dengan senantiasa berdzikir. Dengan senantiasa mengingat Allah maka hidup kita akan lebih terkendali dan hati kita akan tenang. Sementara memuji Allah merupakan suatu keharusan bagi setiap hambanya. Hakikatnya segala pujian adalah milik Allah secara mutlak. Tiada pujian yang pantas selain memuji atas segala yang Allah miliki.
- Akhlak mahmuudah kepada sesama
Pada dasarnya Akhlak mahmuudah kepada sesama manusia bertolak pada keluhuran budi dalam menempelkan diri individu dan menempatkan orang lain pada posisi yang tepat. Sementara itu yang termasuk bentuk-bentuk perbuatan yang tergolong akhlak manusia terhadap sesamanya adalah mengikuti jejak Rasulullah, menghormati keberadaan para Nabi dan Rasul, menghormati para ulama, berbakti kepada orang tua, mengadakan kegiatan sosial untuk menolong orang yang terkena musibah, menghormati dan menghargai orang yang berbeda agama dan sebagainya.
- Akhlak manusia terhadap makhluk lain
Akhlak terhadap makhluk lain disini bisa kita sebut akhlak terhadap lingkungan-lingkungan disini adalah bintang, tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah.
Dalam hal ini manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-preses yang sedang berjalan dan terhadap semua proses yang sedang terjadi. Oleh sebab itu kita harus bisa menghargai, menjaga dan merawat lingkungan dengan baik agar dalam proses berlangsungan hidup terdapat hubungan yang saling menguntungkan.
2. Akhlak Madzmumah
Akhlak madzmumah adalah tingkah laku tercela yang merusak iman seorang dan menjatuhkan martabat manusia. Pada dasarnya ia merupakan lawan akhlak mahmuudah yang harus ditinggalkan setiap manusia. Penjabaran dari akhlak madzmumah ini adalah kebalikan dari akhlak mahmuudah yang telah diterangkan di atas, sehingga penulis tidak perlu menjabarkan kembali.
D. Tujuan Akhlak
- Memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Kebahagian itu akan terwujud jika seseorang berakhlakul karimah yaitu akan mendapatkan ketentraman jiwa dan ketenangan hati. Dengan keadaan yang demikian itu hidupnya akan lebih ringan tanpa adanya beban karena hati dan jiwa kaya akan kebahagiaan.
- Mencari ridho Allah. Pencarian keridhoan Allah diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan melaksanakan segala perbuatan yang diakui Allah SWT. Dengan mengharapkan ridho dari Allah berarti ia telah ikhlas atas segala amal perbuatannya. Ridho Allah inilah yang melandasi akhlak seseorang, baik akhlak kepada Allah, manusia, maupun akhlak kepada makhluk yang lainnya.
- Membentuk kepribadian muslim. Dengan dibekali akhlak yang baik maka seseorang akan menjadi pribadi yang baik. Oleh sebab itu akhlak harus diberikan sejak dini agar menjadi pribadi muslim yang baik.
E. Pentingnya akhlak dalam kehidupan
Akhlak menjadi masalah yang penting dalam perjalanan hidup manusia. Sebab akhlak memberi norma-norma baik dan buruk yang menentukan kualitas pribadi manusia.
Ilmu akhlak akan berguna jika manusia melaksanakan petunjuk-petunjuk-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Hal ini sepenuhnya tergantung pada kesadaran masing-masing orang. Kita sering menjumpai ada orang yang berbuat baik dengan mengetahui ilmu akhlak.
Orang yang mengetahui ilmu akhlak ia akan mengerti dan memiliki kesadaran berbuat kebajikan. Karena ilmu akhlak memberikan petunjuk tentang teori dan konsep-konsep yang kemudian berguna untuk mencapai nilai hidup yang lurus.
Oleh karena itu untuk mencapai keharmonisan dalam hidup serta hak dan kewajiban masyarakat terlindungi maka tiap orang harus memiliki budi pekerti (akhlak) yang baik karena dalam masyarakat kebutuhan akan norma, tata tertib dan tata kesopanan merupakan hal yang mutlak. Dan untuk mewujudkan keharmonisan itu tidak boleh merugikan orang lain.
Keadaan akhlak dalam Islam adalah sangat mutlak. Hal ini terbukti dengan diutusnya Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Islam terdiri atas 3 tiang yaitu aqidah, ibadah, dan akhlak. Sudah barang tentu yang dimaksudkan ialah aqidah islamiyah, ibadah islamiyah dan akhlak islamiah. Dengan indikasi ini, maka muslim yang sempurna ialah orang yang beraqidah islamiyah total.
Mustahil tegak aqidahnya apabila tidak tegak ibadahnya. Tidak mungkin tegak ibadahnya apabila akhlaknya tidak tegak. Dari itu jelas bahwa kedudukan akhlak adalah seorang muslim kita harus menegakkan akhlak. Dengan menegakkan akhlak itulah agama akan berdiri tegak pada diri seorang muslim khususnya dan dimuka bumi pada umumnya. Dan sebaliknya mengabaikan akhlak berarti merobohkan agama. Adapun cara menegakkan agama adalah dengan berakhlakul karimah (akhlak terpuji) sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Al-Quran.
0 comments:
Post a Comment