|
pixabay.com |
Teknik melaksanakan evaluasi sering disebut jenis tagihan evaluasi hasil pembelajaran, sedangkan bentuk instrument evaluasi hasil pembelajaran adalah alat evaluasi yang dipakai untuk memungut data hasil pembelajaran. Penyusunan tagihan adalah perencanaan seorang guru dalam memberikan kegiatan atau tugas-tugas belajar berupa pengalaman langsung di kelas atau di luar kelas. Istilah lain pemberian tugas ini dikenal dengan tagihan belajar. Terlebih dalam pembelajaran berbasis kompetensi, maka tagihan belajar menjadi hal yang penting dan menentukan bagi capaian kompetensi belajar peserta didik. Makin seorang guru memperbesar tagihan belajar, makin besar pula kemungkinan kompetensi yang akan dicapai. Tentu dalam menyusun jenis tagihan maupun instrument penilaian terdapat syarat-syarat tertentu dalam penyusunannya.
A. Pengertian Instrumen Evaluasi
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
B. Jenis instrumen dan tagihan penilaian
1. Kuis. Digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran.
2. Pertanyaan Lisan. Digunakan untuk mengungkap penguasaan peserta didik tentang pemahaman konsep, prinsip, atau teorema.
3. Ulangan Harian. Dilakukan secara periodik pada akhir pengembangan kompetensi, untuk mengungkap penguasaan pemahaman, sampai evaluasi, atau untuk mengungkap penguasaan pemakaian alat atau prosedur.
4. Tugas Individu. Dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dan dapat berupa tugas rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkap kemampuan aplikasi sampai evaluasi atau untuk mengungkap penguasaan hasil latihan dalam menggunakan alat tertentu, melakukan prosedur tertentu.
5. Tugas Kelompok. Digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya pemecahan masalah. Jika mungkin kelompok peserta didik diminta melakukan pengamatan atau merencanakan suatu proyek menggunakan data informasi dari lapangan.
6. Ulangan Semester. Digunakan untuk menilai ketuntasan penguasaan kompetensi pada akhir program semester. Kompetensi yang diujikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkan kompetensi dasar yang dikembangkan dalam semester yang bersangkutan.
7. Ulangan Kenaikan Kelas. Digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik utnuk menguasai materi dalam satu tahun ajaran. Pemilihan kompetensi ujian harus mengacu pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif, atau dibutuhkan untuk belajar pada bidang lain.
C. Syarat-syarat penyusunan jenis tagihan dan instrumen penilaian
Agar memperoleh hasil yang cermat dan mengukur apa yang seharusnya diukur, alat evaluasi hendaknya memenuhi beberapa kriteria, sebagai berikut:
1. Relevansi. Ujian yang baik harus memiliki sifat relevansi, artinya mengukur hal yang seharusnya Apabila pengajar hendak mengukur kemampuan murid tingkat rendah dalam bidang matematika misalnya dalam hal penjumlahan, maka soal yang dibuat tidak benar jika dirumuskan dalam bentuk soal cerita yang panjang. Dengan demikian alat ujian dikatak relevan apabila mengukur apa yang hendak diukur.
2. Efektivitas dan Efisiensi. Suatu evaluasi dikatakan efektiv dan efisien apabila alat evaluasi memberikan informasi secara lengkap dari waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal yang disajikan. Suatu contoh, ketika kita ingin menguji 100 orang siswa mengenai sejauh mana penguasaan mereka tentang suatu bacaan, dan ktia membuat ujian tersebut secara lisan. Hal in dilihat tidak efisien dari segi waktu dan tenaga. Suatu alat evaluasi dikatakan cocok apabila alat tersebut kurang bekerja secara efisien dan efetivitas.
3. Keseimbangan. Suatu soal dikatakan seimbang apabila soal yang dibuat mencakup seluruh materi yang dipelajari. Apabila soal tersebut hanya mengambil sebagian dari materi yang dipelajari maka soal tersebut dikatakn tidak seimbang. Jadi, pertanyaan uyang dibuat hendaklah merata.
4. Objektivitas. Suatu alat evaluasi yang objektivitas adalah jika jawaban yang diberikan oleh murid hanya benar atau salah saja tidak mengkombinasikan alat evaluasi lainnya.
5. Tingkat kesulitan. Pertanyaan atau soal ujian hendaknya disesuaikan dengan umur dan taraf berfikir anak. Artinya soal yang dibuat sesuai jangkauan berfikir anak.
6. Dapat dipercaya. Alat evaluasi dikatakan terpercaya apabila soal yang dibuat dan dikerjakan oleh dua kelompok murid pada tingkat yang sama menunjukkan hasil yang sama.
7. Kejujuran. Suatu alat evaluasi dikatakan memilki kejujuran apabila setiap murid berhak mendapat nilai yang terbaik sebagai hasil usahanya. Jadi, setiap murid memperoleh kesempatan menunjukan siapa mereka/dirinya.
8. Waktu. Salah satu syarat alat evaluasi adalah apabila terdapat perbandingan yang serasi antara soal yang dibuat dengan waktu yang tersedia. Misalnya, disajikan soal objekctive sebanyak 100 butir dalam pilihan ganda. Waktu yang disediakan hanya 25 menit atau bahkan kurang dari itu maka soal tersebut dikatakn kurang baik.
D. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian
Dalam kaitan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan, keterampilan, sikap dan minat peserta didik terhadap suatu mata pelajaran atau materi pelajaran, yang kedua termasuk bagian penting dari mah afektif, maka pendidik perlu menyusun instrumen penilaian kognitif, afektif, dan atau psikomotorik Untuk menyusun instrumen penilaian tersebut, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Pemilihan ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajara Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran Beberapa contoh indikator yang misalnya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran,yaitu: (1) persentase kehadiran atau ketidakhadiran di kelas, (2) aktivitas pescrta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, misalnya apakah suka bertanya, terlibat aktif dalam diskusi. aktif memperhatikan penjelasan guru, dsb. (3) penyelesaian tugas-tugas bekjar yang diberikan, seperti ketepatan waktu mengumpul PR atau tugas lainnya. (4) kerapian buku catatan dan kelengkapan bahan belajar lainnya terkait materi pelajaran tersebu Penentuan jenis skala yang digunakan, misalnya jika menggunakan skala Likert, berarti ada 5 rentang skala, yaitu: (1) tidak berminat; (2) kurang berminat: (3) netral: (4) berminat dan (5) sangat berminat. Penulisan dratt instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner)berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan. Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draftinstrumen penilaian ranah kognitif, afektif dan atau psikomotorik yang telah dibuat. Revisi instrumen penilaian berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan. Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada peserta didik beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebu. Pemberian skor inventori kepada peserta didik. Analisis hasil inventori minat peserta didik terhadap materi pelajaran
E. KESIMPULAN
1. Pengertian Instrumen Evaluasi
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
2. Jenis instrumen dan tagihan penilaian
Kuis, Pertanyaan Lisan, Ulangan Harian, Tugas Individu, Tugas Kelompok, Ulangan Semester, Ulangan Kenaikan Kelas
3. Syarat-syarat penyusunan jenis tagihan dan instrumen penilaian
Relevansi , Efektivitas dan Efisiensi, Keseimbangan, Objektivitas, Tingkat kesulitan, Dapat dipercaya, Kejujuran, Waktu.
4. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen Penilaian
Pemilihan ranah kognitif, Penentuan indikator , Penentuan jenis skala yang digunakan, Penulisan dratt instrumen penilaian afektif ,berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan, Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft, Revisi instrumen penilaian berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan., Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada peserta didik beserta inventori, Pemberian skor inventori kepada peserta didik, Analisis hasil inventori minat peserta didik terhadap materi pelajaran
F. SUMBER
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Darto, M. Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Riau: Daulat Riau.
Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Widoyoko, E. P. (2014). Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.